Sonora.ID – Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam.
Penyebaran Islam di Indonesia sendiri dianggap berasal dari beberapa sumber, seperti keigatan pedagang oleh para pedagang Muslim Arab, adopsi oleh penguasa lokal, serta adanya pengaruh tasawuf.
Namun Berdasarkan catatan sejarah, Islam mulai masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 atau ke-8.
Akan tetapi, Islam baru berkembang pesat di Indonesia pada abad ke-13.
Saat itu, kerajaan-kerajaan Islam bermunculan akibat lalu lintas perdagangan laut.
Baca Juga: 7 Ratu Kerajaan Paling Berkuasa dan Terkenal di Dunia! Salah Satunya Ratu Elizabeth II
Pedagang-pedagang Islam dari Arab, Persia, India, hingga Tiongkok berbaur dengan masyarakat Nusantara.
Masuknya agama Islam ke Nusantara lewat perdagangan ini yang kemudian turut membawa banyak perubahan dari sisi budaya hingga pemerintahan.
Nah, di antara sekian banyak kerajaan Islam yang ada di masa tersebut, berikut 7 kerajaan Islam tertua di Indonesia, lengkap dengan sejarahnya.
Kerajaan Perlak (840-1292)
Kerajaan Perlak atau Kesultanan Peureulak merupakan kerajaan Islam di Indonesia yang terletak di Peureulak, Aceh Timur pada 840-1292 Masehi.
Perlak merupakan wilayah yang dikenal memproduksi kayu perlak yang merupakan bahan baku pembuatan kapal.
Tak heran, Perlak ramai dikunjungi pedagang Gujarat, Arab, dan Persia, sehingga komunitas Islam di wilayah ini berkembang pesat.
Proses asimilasi dari hasil kawin campur pedagang Muslim dengan wanita pribumi banyak terjadi pada masa itu.
Kerajaan Perlak berlangsung cukup lama. Raja pertama Kerajaan Perlak bernama Alaidin Sayyid Maulana Aziz Syah.
Kemudian raja terakhir Muhammad Amir Syah mengawinkan putrinya dengan Malik Saleh. Malik Saleh inilah cikal bakal yang mendirikan Kerajaan Samudra Pasai.
Bukti sejarah yang memperkuat Kerajaan Perlak yakni makam salah satu Raja Benoa– negara bagian Kesultanan Perlak– yang terletak di pinggir Sungai Trenggulon. Diyakini, batu nisan pada makam tersebut dibuat pada abad ke-11 M.
Kerajaan Ternate (1257)
Kerajaan Ternate atau dikenal juga dengan sebutan Kerajaan Gapi. Merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia.
Kerajaan Ternate terletak di Ternate, Maluku Utara. Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Marhum pada 1257.
Kerajaan Ternate menjadi salah satu kerajaan yang berkembang dengan pesat karena memiliki sumber rempah-rempah yang begitu besar dan militer yang kuat.
Setelah Sultan Marhum wafat, pemerintahan digantikan oleh Sultan Harun. Kemudian tahta terus berlanjut pada anaknya, Sultan Baabullah, yang membawa Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaannya.
Peninggalan dari Kerajaan Ternate di antaranya adalah Masjid Sultan Ternate, Keraton Kesultanan Ternate, Makam Sultan Baabullah, dan Benteng Tolukko.
Baca Juga: 6 Pengaruh Letak Geografis Indonesia, Lengkap dengan Penjelasannya
Kerajaan Samudra Pasai (1267-1521 M)
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan atau kesultanan Islam tertua di Lhokseumawe, Aceh Utara.
Kerajaan ini ada di Pantai Utara Aceh tepatnya di muara Sungai Psangan (Pasai). Muara sungai tersebut terletak di dua kota bernama Samudera (jauh dari laut) dan Pasai (kota pesisir pantai).
Sultan pertama sekaligus pendiri kerajaan ini adalah Sultan Malik al-Saleh di tahun 1267.
Cukup banyak bukti arkeologis yang menunjukkan keberadaan Kerajaan Samudera Pasai.
Antara lain makam raja-raja Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara. Makam ini terletak di dekat pusat kerajaan Samudera, sekitar 17 km sebelah timur Lhokseumawe.
Pada masa kejayaan, Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan dengan komoditas utamanya lada.
Banyak saudagar dari berbagai penjuru negeri yang datang berniaga, sebut saja dari India, Siam, Arab, Persia, hingga Tiongkok.
Jejak peninggalan lain yakni ditemukannya dirham atau mata uang emas murni. Pada masa pemerintahan Sultan Malik At-Tahir, Kerajaan Samudera Pasai mengeluarkan dirham sebagai alat tukar secara resmi.
Kerajaan ini runtuh pada 1521 akibat perebutan kekuasaan, perang saudara, dan diserang Portugis.
Kerajaan Gowa (1300-1945)
Kerajaan Gowa adalah kerajaan yang berkembang pesat di Sulawesi Selatan karena letaknya yang berada di tengah jalur pelayaran yang strategis.
Di wilayah ini mayoritas dihuni oleh masyarakat suku Makassar.
Kerajaan Gowa kemudian mencapai puncak kejayaannya bersama Tallo menghegemoni perdagangan dan militer di timur Nusantara.
Usai Gowa mengadopsi Islam sebagai agama resmi pada awal 1600-an, kerajaan kembar ini kemudian mendirikan Kerajaan Islam Makassar dengan raja pertamanya Sultan Alauddin.
Kerajaan Islam Makassar ini gemar menyebarkan dakwah Islam. Masa puncak kejayaan Kerajaan Islam Makassar ini ialah pada saat pemerintahan Sultan Hasanuddin.
Sultan Hasanuddin adalah cucu dari Sultan Alauddin.
Tinggal di wilayah maritim membuat sebagian besar masyarakat Gowa bermata pencaharian sebagai nelayan dan pedagang.
Masyarakat Gowa juga dikenal sebagai pembuat kapal Pinisi dan Lombo, yang hingga kini terkenal hingga mancanegara.
Beberapa peninggalan Kerajaan Gowa masih ada yang utuh hingga saat ini dan menjelma menjadi tempat wisata yang dilindungi, seperti Masjid Tua Katangka, Istana Tamalate, Museum Balla Lompoa, Benteng Ford Rotterdam, dan Benteng Somba Opu.
Baca Juga: 7 Peninggalan Kerajaan Kutai, Ditemukan 7 Prasasti Yupa
Kerajaan Malaka (1405-1511 M)
Karajaan Malaka juga masuk dalam daftar kerjaan Islam pertama di Indonesia karena berdiri di awal perkembangan Islam.
Kerajaan ini terletak di Semenanjung Malaya dengan ibu kota Malaka. Raja pertama dari Kerajaan Malaka yaitu Iskandar Syah.
Pada masa pemerintahannya, kerajaan ini berkembang pesat dan menjadi kerajaan Islam terbesar di Asia Tenggara.
Namun menurut catatan sejarah, masa keemasan kerajaan Islam ini yaitu pada era kepemimpinan Sultan Mansyur Syah.
Pada saat itu, Malaka berhasil menjadi pusat perdagangan sekaligus penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Kerajaan Islam Cirebon (1430-1677)
Kerajaan Islam di Indonesia yang berikutnya adalah Kerajaan Islam Cirebon atau Kasultanan Cirebon yang terletak di pantai utara Pulau Jawa, lebih tepatnya di wilayah yang kini dikenal dengan Kota Cirebon.
Letak kerajaan yang berada dekat dengan laut, menjadikan Kerajaan Islam Cirebon memiliki peran penting dalam perdagangan dan pelayaran.
Kerajaan Islam Cirebon merupakan kasultanan Islam yang cukup besar di Jawa Barat pada abad 15-16 Masehi.
Bahkan beberapa menyebutkan bahwa kerajaan ini merupakan pusat penyebaran Islam di Jawa Barat.
Kasultanan Cirebon didirikan oleh Pangeran Walangsungsang atau Sultan Cirebon I pada tahun 1430.
Kemudian pada 1479 Sultan Cirebon I menyerahkan kepemimpinan kerajaan kepada keponakannya, yaitu Sunan Gunung Jati yang menjadi Sultan Cirebon II.
Pada akhir kejayaannya, Kerajaan Islam Cirebon dipimpin oleh Sultan Abdul Karim.
Pada masa keruntuhan ini Kerajaan Islam Cirebon terbagi menjadi dua yaitu Kasultanan Kasepuhan dan Kasultanan Kanoman.
Beberapa peninggalan dari Kerajaan Islam Cirebon yang paling terkenal di antaranya adalah Keraton Kasepuhan Cirebon, Keraton Keprabon, Patung Harimau Putih, Bangunan Mande, dan Kereta Kasepuhan Singa Barong.
Kerajaan Demak (1478-1554)
Kerajaan Demak merupakan Kerajaan Islam pertama dan terbesar di pesisir Pulau Jawa.
Kerajaan yang berdiri pada 1478 ini dipimpin oleh Raden Patah. Kerajaan Demak merupakan pelopor penyebaran agama Islam di Nusantara lantaran dukungan para Wali Songo.
Kemunculan Kerajaan Demak terjadi pada masa kemunduran Kerajaan Majapahit. Beberapa wilayah kekuasaan Majapahit memisahkan diri.
Kerajaan ini tercatat memiliki 5 raja tersohor yang pernah berkuasa, seperti Raden Fatah, Pati Unus, Sultan Trenggono, Sunan Prawata, dan Arya Penangsang. Pada masa kejayaannya, Kerajaan Demak ini tak tersaingi.
Kemunduran Kerajaan Demak dipicu oleh perang saudara antara Pangeran Surowiyoto dan Trenggono yang berujung saling bunuh untuk merebut takhta.
Kemudian pada 1554, Kerajaan Demak runtuh akibat pemberontakan Jaka Tingkir yang berhasil mengalihkan pusat kekuasaan ke daerah Pajang dan mendirikan Kerajaan Pajang.
Baca Juga: 4 Daftar Kerajaan Tertua di Indonesia, Dimulai Sejak Abad 4 Masehi