Sebab, setiap orang memiliki banyak aplikasi di ponselnya dan mereka bisa saja kewalahan dengan banjir informasi dari aplikasi-aplikasi tersebut.
Lalu, bagaimana mengetahui bahwa perilaku bermedia sosial kita sudah berlebihan? Tanda umum lainnya adalah jika orang-orang di sekitar kita sudah mengeluh tentang kebiasaan tersebut.
"Orang-orang menggunakan media sosial karena berbagai alasan. Beberapa untuk bersosialisasi, beberapa untuk melarikan diri. Jika Anda menggunakan aplikasi untuk menghindari aktivitas bermakna (lainnya), tanyakan pada diri sendiri mengapa Anda melakukannya," kata Chao.
Mengatur ulang hubungan dengan aplikasi sosial dapat membantu menghadapi apa pun yang selama ini Anda hindari.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membatasi waku akses media sosial yang dianggap sudah berlebih.
Misalnya, selama rapat atau pertemuan sosial, jangan terlalu sering melihat ponsel.
Lakukan secara perlahan hingga nantinya dapat sepenuhnya meninggalkan ponsel saat berinteraksi dengan orang lain.
Baik Chao maupun Wood, keduanya sepakat tentang pentingnya detoksifikasi media sosial.
Baca Juga: 12 Cara Memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
Mengambil waktu rehat alias detoks media sosial memungkinkan kesehatan mental untuk memulihkan dirinya.
Namun, tidak perlu melakukan cara ekstrem seperti menghapus aplikasi atau akun media sosial demi menjaga kesehatan mental.
Pasalnya berhenti total dari media sosial untuk jangka waktu tertentu tidak selalu menjadi solusi yang terbaik.