Ia menambahkan upaya dari pemerintah kota hingga saat ini belum ada yang konkret dalam mengatasi banjir.
Gerakan gotong royong bersih-bersih got hanya untuk mengedukasi ditingkat lingkungan yang paling rendah tapi karena faktor tadi dan fasilitas daya dukung dan daya tampung saluran air yang belum diperbaiki, belum mampu membuat perubahan apa-apa, semua komponen yang tinggal di kota Palembang harus berupaya untuk menyelesaikan permasalahan banjir.
“Kita miris melihat bangunan mega proyek ada dimana-mana tapi saat hujan sepuluh menit saja banjir besar terjadi. kondisi ini tidak bisa ditunda lagi. ikuti saja putusan pengadilan. Gugatan sudah dikabulkan, artinya putusan sudah berkekuatan tetap,” ujarnya.
Baca Juga: Cuaca Ekstrim, Banjarmasin Daerah Bantaran Sungai Patut Waspada!
Ia mengatakan diperlukan juga dukungan politik dari DPR untuk memastikan eksekutif bekerja efektif. Drainase harus segera diperbaiki, penanganan banjir jangan sporadik. Pemerintah harus bahu membahu menggerakan semua komponen, jemput bola dan secara komprehensif melakukan tindakan dan tidak menyalahkan factor alam.
“Walhi siap memberikan masukan dan terlibat dalam memberikan data-data factual seperti titik-titik banjir, titik-titik sampah yang bermasalah, namun kembali yang punya kemampuan sebagai pengambil keputusan adalah pemerintah kota,” ujarnya.
Ia menyebutkan titik-titik yang rawan banjir ada hampir disetiap kecamatan.
Titik-titik parahnya ada di wilayah pengembang seperti Perumnas, Sako, terutama di wilayah dataran rendah dan padat penduduk.
“Kepada masyarakat jangan ragu untuk menyampaikan keluhan ke pemerintah kota karena ada dasarnya. Kepada pemerintah kota tidak ada waktu lagi untuk menunda-nunda karena kalau semakin lama dibiarkan permasalahan banjir akan semakin parah,” tutupnya.
Baca Juga: Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Jakarta Catat 25 Kelurahan Rawan Banjir