Kedepannya, angka tersebut akan berkurang hingga nol gram emisi pada saat Indonesia mencapai karbon netral di tahun 2060. Kondisi bisa dicapai jika startegi transportasi berubah dari bahan bakar minyak ke listrik.
Direktur Utama PT. PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan peralihan penggunaan BBM ke listrik di sektor transportasi bukan kemudian menggeser dominasi negara tertentu yang menguasai kekuatan manufaktur mobil dan motor ke negara lain.
Menurutnya, peralihan ini akan memperlihatkan bagaimana Indonesia membangun kapasitas diri dengan cara mengurangi impor BBM yang akan berpengaruh pada percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca Juga: Komitmen Tingkatkan Kualitas Layanan, PLN UP3 Ketapang Lakukan Pemeliharaan Jaringan Listrik
“Kalau impor minyak kita 300-400 trilyun, kita ubah menjadi energi domestik semuanya, dikurangi impornya maka pertumbuhan ekonomi bukan 5,1 atau 5,2 persen tapi menjadi 7 sekian persen” , tandasnya
Darmawan juga menjelaskan melihat besarnya peluang dan bentuk komitmen terhadap proses transisi energi, PT. PLN (Persero) sebagai penyedia energi kelistrikan nasional ikut ambil bagian dalam mendukung serta mendorong akselerasi pengembangan kendaraan listrik secara nasional.
Beberapa program pendukung telah dilakukan oleh PLN seperti pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Ada juga pemberian stimulus kepada pengguna yang mengisi mobil listrik di rumah pada pukul 22.00-00.05 WIB dengan potongan tarif sebesar 30 persen.
“PLN memberikan diskon 30 persen tarif listrik pada pengguna yang melakukan home charging antara pukul 22.00-05.00 WIB,” kata Darmawan