Sonora.ID - Dikenal sebagai hewan lucu dan menggemaskan, kucing ternyata juga bisa menjadi hewan yang pemarah dan agresif.
Jadi jangan heran, jika tiba-tiba kucing yang awalnya dikenal penurut seketika menjadi ganas hingga mencakar majikannya.
Tidak ada asap kalau tidak ada api. Ternyata kucing seketika menjadi agresif disebabkan oleh beberapa faktor.
Dilansir dari kompas.com berikut penyebab kucing tiba-tiba menjadi agresif :
Baca Juga: 5 Tanda-tanda Kucing Peliharaan Mau Mati, Siapkan Hati dan Mental
1. Stres
Jika kucing tinggal di lingkungan yang sangat stres misalnya, rumah tempat orang-orang berkelahi atau rumah dengan terlalu banyak kucing sangat mungkin kucing tersebut merespons dengan cepat secara agresif.
Seperti anak-anak yang tinggal di rumah dengan banyak kekerasan verbal dan fisik, atau banyak kemarahan yang tak terucapkan, kucing sering kali memerankan dinamika keluarga manusia mereka.
2. Trauma
Kucing dapat menderita stres pascatrauma. Otak mereka terhubung dengan cara yang sama dengan kita, dan efek kecemasan kronis akibat kekerasan manusia di masa lalu atau perjuangan untuk bertahan hidup di jalanan dapat membuat kucing menjadi agresif.
Untuk mengatasi masalah ini, pengobatan singkat anti-kecemasan, pengobatan homeopati atau esens bunga dapat membantu membuat kucing kurang reaktif terhadap pemicunya.
3. Ketidakseimbangan kimiawi
Sejauh ini, inilah alasan paling langka bagi kucing untuk menjadi agresif. Tetapi seperti manusia, beberapa kucing memiliki ketidakseimbangan biokimia yang memengaruhi perilaku. Untuk kucing ini, antidepresan atau obat anticemas bisa menjadi penyelamat.
Baca Juga: 4 Tanda-tanda Kucing Mau Melahirkan dan Apa Saja yang Perlu Disiapkan!
4. Kesakitan
Kucing yang kesakitan akan merespons dengan desis dan desahan saat area sensitif disentuh. Kucing Sentakan keras pada ekor, misalnya, bisa sangat menyakitkan. Ini bukan sekadar sakit karena goresan dan gigitan.
Hal ini terutama terjadi jika rasa sakit tersebut disebabkan oleh penganiayaan fisik seperti ditendang atau dipukul.
5. Ketakutan
Kucing yang ketakutan akan merespons dengan bahasa tubuh yang jelas. Dia akan berbalik ke samping dan menggembungkan ekor dan bulunya agar terlihat lebih besar.
Telinganya akan mendatar ke belakang, dia akan mendesis dan pupilnya akan membesar. Mencoba mendekati kucing dalam keadaan ini berisiko menimbulkan reaksi agresif, bukan karena kucing itu tidak menyukai Anda, tetapi karena dia sedang berada di tengah-tengah reaksi panik.
6. Hormon
Kucing yang tidak disterilkan atau dikebiri lebih mungkin menjadi agresif. Kucing jantan khususnya secara biologis terikat untuk berkelahi dengan kucing jantan lainnya saat betina dalam berahi.
Jika Anda melihat dua kucing berkelahi, jangan campur tangan secara fisik karena Anda hampir pasti akan menjadi sasaran agresi kucing.
Baca Juga: 111 Nama Kucing Jantan yang Keren dan Unik, Ada Artinya!
7. Frustasi
Redirected aggression adalah sebutan untuk tindak kekerasan yang dilakukan oleh kucing karena tidak dapat menjangkau objek nafsu predatornya.
Misalnya, kucing dalam ruangan yang melihat kucing lain lewat atau menandai wilayahnya di wilayah “miliknya” mungkin menjadi sangat reaktif. Pada saat itu, siapa pun yang cukup malang berada di dekatnya, apakah itu kucing lain, anjing, atau manusia, mungkin akan menerima agresi kucing tersebut.