Long time ago in West Java, a woman named Dayang Sumbi lived. She lived alone in the forest.
One day, Dayang Sumbi was quilting. Suddenly, her quilt fell off her house. Then, she prayed to Gods, "If a man picks up my quilt, he will be my husband. If a woman, she will be my sister. Then, a male dog picks it up. For keeping her words, Dayang Sumbi married the dog and called him Tumang. Dayang Sumbi gave birth to a baby, named him Sangkuriang, but never told him who his father was.
One day, Sangkuriang was hunting with Tumang in the forest and he found nothing. He blamed Tumang for the failure and killed him. When Dayang Sumbi knew that, she hit Sangkuriang's head with a big spoon and asked him to go.
Many years later, the wandering Sangkuriang found a house in the forest, and an old beautiful woman was in the house. The woman, Dayang Sumbi, recognized the adventurer as Sangkuriang. Sangkuriang forced her to marry him and Dayang Sumbi asked him to make a vast boat in one night.
At night, Sangkuriang called his friends, ghosts and forest fairies to help him. Dayang Sumbi feared the boat could be finished on time, so she asked some women nearby to help her. The woman hit the grains with grain puncher to make noise which disturbed the ghosts and the fairies. The ghosts and the fairies ran away before completing the boat. Sangkuriang was very angry. He kicked away the boat upside down, and it turned into a mountain called Tangkuban Perahu. It means the downside boat, which stood in the north of Bandung.
Baca Juga: 8 Contoh Cerita Fiksi berbagai Tema, Lengkap dengan Pengertian
Terjemahan Cerita Sangkuriang
Dahulu kala di Jawa Barat, seorang wanita bernama Dayang Sumbi tinggal. Dia tinggal sendiri di hutan.
Suatu hari, Dayang Sumbi sedang merajut. Tiba-tiba, alat merajutnya jatuh dari rumahnya. Kemudian, dia berdoa kepada Dewa, “Jika seorang pria mengambil alat saya, dia akan menjadi suami saya. Jika seorang wanita, dia akan menjadi saudara perempuan saya. Kemudian seekor anjing jantan mengambilnya. Untuk menepati perkataannya, Dayang Sumbi menikahi anjing itu dan memanggilnya Tumang. Dayang Sumbi melahirkan seorang bayi dan memberinya nama Sangkuriang. Namun Dayang Sumbi tidak pernah memberi tahu Sangkuriang siapa ayahnya.
Suatu hari, Sangkuriang sedang berburu dengan Tumang di hutan dan dia tidak menemukan apa-apa. Dia menyalahkan Tumang atas kegagalan itu dan membunuhnya. Ketika Dayang Sumbi tahu itu, dia memukul kepala Sangkuriang dengan sendok besar dan memintanya pergi.
Bertahun-tahun kemudian, Sangkuriang yang lama mengembara menemukan sebuah rumah di hutan, dan seorang wanita tua cantik berada di rumah itu. Wanita tersebut, Dayang Sumbi, mengenali Sangkuriang. Namun Sangkuriang memaksanya untuk menikah. Dayang Sumbi pun mengajukan syarat untuk membuatkannya sebuah perahu besar dalam satu malam.
Pada malam hari, Sangkuriang memanggil teman-temannya, para hantu, dan peri-peri hutan untuk membantunya. Dayang Sumbi khawatir jika perahu tersebut bisa selesai tepat waktu, jadi dia meminta beberapa wanita di dekatnya untuk membantunya. Wanita itu menumbuk biji-bijian untuk membuat suara yang mengganggu para hantu dan peri. Hantu dan peri melarikan diri sebelum menyelesaikan perahu. Sangkuriang sangat marah. Dia menendang perahu hingga terbalik, dan perahu itu berubah menjadi gunung yang disebut Tangkuban Perahu. Hal itu memiliki arti perahu bawah, yang berada di utara Bandung.
Nilai Moral dari Cerita Sangkuriang
Dari cerita tentang Sangkuriang dan Dayang Sumbi di atas, ada beberapa nilai moral yang dapat dipetik, yaitu:
Demikian ulasan mengenai cerita Sangkuriang dalam bahasa Inggris dan terjemahan dalam bahasa Indonesia. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.