Sonora.ID - Indonesian Gastronomy Community (IGC) didukung Danone Indonesia, mendeklaradikan konsensus nutrisi dan hidrasi berbasis makanan tradisional.
Deklarasi tersebut merupakan dukungan bagi Indonesia yang saat ini masih menghadapi permasalahan gizi yaitu stunting, yang tentunya berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia.
Ketua Umum IGC, Ria Musiawan mengatakan, dari penelitian maupun kajian yang ada, mengungkapkan bahwa pangan hidrasi dan kuliner berbasis kearidan lokal dapat menjadi faktor sukses penanggulangan stunting di Indonesia.
Untuk itu, melalui deklarasi konsensus nutrisi dan hidrasi berbasis makanan tradisional, diharapkan menghasilkan sikap dan kebijakan seluruh pemangku kepentingan, tentang pentingnya peran nutrisi dan hidrasi berbasis makanan lokal.
Baca Juga: Guna Turunkan Stunting Di Kota Medan, Walikota Medan Gelontorkan Anggaran Rp 198 Milyar
“Sebagai komunitas yang memiliki misi sebagai pelestari makanan dan minuman Indonesia untuk memajukan dan menyejahterakan masyarakat dan bangsa Indonesia, serta bentuk komitmen dan dukungan IGC terhadap usaha penanggulangan stunting di Indonesia maka disusunlah konsensus dari para ahli. Kami memfasilitasi konsensus ahli melalui pendekatan gastronomi untuk menghasilkan suatu sikap dan kebijakan bersama dalam penanganan stunting,” ujar Ria Musiawan dalam acara Deklarasi Konsensus Nutrisi dan Hidrasi Berbasis Makanan Tradisional, Senin (17/10/2022).
Sementara itu, Ria juga memaparkan, stunting dan masalah gizi kronis menjadi isu prioritas negara, karena mengancam generasi masa depan Indonesia.
Untuk itu, upaya peningkatan status gizi masyarakat menjadi prioritas pembangunan, dengan sasaran utama menurunkan angka stunting, sesuai target pemerintah utk menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen di tahun 2024.
Dalam kesempatan yang sama, Medical Science Director Danone Indonesia, Dr. dr. Ray Basrowi mengatakan, sebagai perusahaan makanan dan minuman, Danone Indonesia telah aktif berkontribusi mendukung upaya pemerintah dalam percepatan penurunan angka stunting.
"Stunting adalah masalah yang kompleks di Indonesia, bukan hanya tentang isu nutrisi dan makanan, namun juga ada aspek psikologis, ekonomi, budaya dan stabilitas. Untuk itu, masalah stunting harus menjadi perhatian bersama," ucap dr.Ray.
Menurutnya, Indonesia seharusnya tidak pantas menjadi negara dengan angka stunting yang tinggi, karena variasi makanan tradisional Indonesia luar biasa besar dan beragam, dimana pangan lokal dapat memenuhi hampir 60% protein.
"Selain itu, hidrasi sehat atau asupan air minum yang cukup dan berkualitas juga merupakan faktor penting untuk perkembangan kognitif yang optimal pada anak,” jelasnya.
Baca Juga: BKKBN Perkuat Pendampingan Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting
Pembicara lain dalam acara tersebut, Dewan Pakar IGC, Hindah Muaris menjelaskan, salah satu cara untuk meningkatkan gizi masyarakat adalah melalui makanan tradisional yang mungkin ditinggalkan karena ada yang lebih praktis.
“Strategi gastronomi dengan menu gizi seimbang dari bahan pangan lokal yang diolah menjadi berbagai hidangan yang enak dan menyehatkan dapat memperbaiki gizi anak dan menurunkan stunting,” ungkapnya.
Lebih lanjut Hindah mencontohkan, misalnya dengan pendekatan gastronomi yang ‘smart’, yaitu dengan mengonsumsi beraneka ragam jenis makanan tradisional, bergizi seimbang, berprotein tinggi dari bubur kacang hijau dan telur rebus, juga ada bahan pangan lokal yang mudah ditemukan dan punya nilai gizi tinggi seperti umbi-umbian, jagung dan kacang-kacangan, serta memenuhi kecukupan minum air putih dua liter per hari.
Menu sehat untuk anak juga dapat disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing daerah. Potensi pangan Indonesia yang melimpah berasal dari pertanian, perkebunan, peternakan dan kelautan menjadi salah satu asupan nutrisi yang baik untuk anak.