Sonora.ID - Masa-masa golden age adalah masa yang luar biasa bagi anak-anak untuk menyerap berbagai informasi, termasuk menanamkan didikan kehidupan, tata krama, dan pesan moral sebagai bekal untuk masa depannya nanti.
Salah satu cara untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan tersebut adalah melalui dongeng yang biasanya dibacakan oleh orang tua kepada anak-anaknya.
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh). Dongeng juga kerap didefinisikan sebagai perkataan yang tidak benar.
Dengan pengertian tersebut, dongeng memang adalah cerita fiksi atau tidak benar terjadi yang biasanya berisi pesan moral.
Baca Juga: Cara Membuat Cerpen untuk Pemula, Hasilkan Cerita Menarik!
Agar lebih jelas, berikut ini adalah 11 cerita dongeng pendek.
1. Pasir dan Batu
Andi dan Budi sedang berjalan di padang pasir sambil berdebat dengan satu sama lain. Tiba-tiba Andi menampar Budi karena kesal dengannya.
Bukannya marah, Budi justru menuliskan “HARI INI TEMAN BAIKKU MENAMPARKU” di tanah.
Mereka pun melanjutkan perjalanan dan menemukkan sebuah sumber air.
Karena tergesa-gesa, Budi tergelincir dan hampir tenggelam, tetapi berhasil diselamatkan oleh Andi.
Setelah diselamatkan, Budi menulis di batu “HARI INI TEMAN BAIKKU MENYELAMATKANKU.”
Melihat kelakukan aneh Budi, Andi bertanya “Ketika aku menyakitimu kamu menulis di tanah, tapi ketika aku menyelamatkanmu kamu menulis di batu, kenapa?”
Budi pun menjawab “Jika orang menyakitimu, kamu harus menulis di pasir agar angin menghapusnya dan kamu memaafkannya. Namun, ketika orang melakukan hal baik pada kita, kita harus mengukirnya di batu agar angin tidak menghapusnya dan perlakuannya selalu kita ingat.”
2. Pohon Kehidupan
Hiduplah seorang pria tua yang memiliki empat orang anak. Ia ingin anak-anaknya tidak menjadi manusia yang terlalu cepat menghakimi sesuatu. Untuk itu, ia mengirimkan mereka untuk melihat pohon pir yang berada jauh dari rumah mereka.
Masing-masing anak diminta pergi di musim berbeda, yakni musim dingin, semi, panas, dan gugur. Saat keempatnya kembali, sang ayah bertanya tentang apa yang mereka lihat.
Anak pertama mengatakan pohon itu terlihat jelek, gundul, dan bengkok terkena angin. Sebaliknya, anak kedua mengatakan pohon itu dipenuhi tunas dan terlihat menjanjikan. Lalu, anak ketiga mengatakan kalau pohon tersebut dipenuhi bunga-bunga yang wangi. Terakhir, anak keempat mengatakan kalau si pohon memiliki banyak buah yang terlihat nikmat.
Sang ayah menjelaskan kalau semua yang mereka lihat itu benar. Masing-masing dari mereka hanya melihat pohon itu dalam satu musim saja. Ia lalu berujar, kalau mereka tidak boleh menilai pohon, apalagi manusia, hanya dari satu sisi saja.
3. Cermin Ajaib
Alkisah, ada seorang raja bernama Granada yang sedang mencari istri. Ia pun menggelar sebuah sayembara. Barang siapa ingin menjadi istrinya, haruslah melihat ke dalam cermin ajaib yang mampu menunjukkan kebaikan dan keburukannya semasa hidup.
Para wanita yang awalnya bersemangat ingin menjadi ratu langsung patah semangat mendengar persyaratan tersebut. Mereka khawatir dan malu kalau semua orang akan mengetahui borok-borok mereka.
Hanya ada satu wanita yang berani mengajukan diri. Ia adalah seorang penggembala yang datang dari keluarga menengah ke bawah. Bukan karena ia merasa tak pernah berbuat dosa. Namun menurutnya, semua orang pasti pernah berbuat kesalahan. Selama mau memperbaiki diri, semuanya bisa dimaafkan.
Tanpa ragu dan takut, ia melihat ke dalam cermin tersebut. Setelah itu, raja mengatakan bahwa cermin itu sebenarnya hanyalah cermin biasa. Ia hanya ingin menguji kepercayaan diri para wanita yang ada di sana. Pada akhirnya, mereka pun menikah dan hidup bahagia selamanya.
Baca Juga: Rokurokubi: Si Gadis Berleher Panjang yang Incar Pria Dewasa
4. Kancil dan Buaya
Suatu hari ada seekor kancil yang kelaparan dan berpikir untuk memakan mentimun yang berada di seberang sungai.
Kancil pun mendapatkan ide jitu untuk menggunakan buaya agar bisa menyeberang sungai.
Dia pun berlari ke arah sungai dan menghampiri buaya.
“Buaya, apa kamu sudah makan?” ujar kancil.
Buaya pun kesal karena kancil mengganggu tidur siangnya dan memarahi si kancil.
“Ada apa? Kau mengganggu tidur siangku!” jawab buaya kesal.
“Aku punya banyak daging segar yang ingin aku beri padamu dan teman-temanmu, apa kamu mau?” kata kancil.
Si buaya pun kegirangan dan segera memanggil teman-temannya untuk mendapatkan makanan dari kancil. Akhirnya, para buaya berbaris dengan rapi di sungai untuk mendapatkan makanan dari kancil.
Sebelum memberi daging, kancil ingin menghitung buaya terlebih dahulu dan akhirnya melompat-lompat kegirangan melewati 9 buaya sambil berhitung.
Setelah menyeberangi sungai, kancil pun tertawa karena berhasil membohongi para buaya dan berhasil memakan mentimun segar.
5. Telur Emas
Alkisah, ada seekor angsa yang dapat mengeluarkan sebutir telur emas setiap hari. Angsa itu dimiliki seorang petani dan istrinya. Mereka bisa hidup nyaman dan berkecukupan berkat telur tersebut.
Kenyamanan ini berlangsung cukup lama. Namun pada suatu hari, tiba-tiba saja terbersit ide di benak petani tersebut. “Kenapa aku harus mendapatkan satu telur per hari? Kenapa tidak kuambil semuanya sekaligus dan jadi kaya raya?” pikirnya.
Istrinya ternyata setuju dengan ide tersebut. Mereka pun menyembelih si angsa dan membelah perutnya. Alangkah terkejutnya mereka ketika melihat perut tersebut hanya berisi daging dan darah. Tak ada telur sama sekali, apalagi emas.
Mereka pun menangis sejadi-jadinya. Tak ada sumber penghasilan tetap yang bisa mereka andalkan lagi. Mereka harus bekerja keras untuk menyambung hidup esok hari.
6. Kelinci dan Kura-kura
Di suatu hutan, seekor kura-kura menantang kelinci yang sering mengejeknya untuk adu lari cepat.
Dengan penuh percaya diri, kelinci pun mengiyakan ajakan kura-kura dan mengajak teman-teman hewannya untuk menonton kelinci memenangi kompetisi adu lari melawan kura-kura.
Di waktu pertandingan, kelinci pun berlari dengan kencang dan meninggalkan kura-kura. Namun, kura-kura tetap berusaha sekuat tenaga untuk berlari dan menambah kecepatan larinya.
Di tengah jalan, kelinci memutuskan untuk istirahat karena mengira kura-kura masih jauh berada di belakangnya.
Namun, ketika bangun kelinci kaget karena kura-kura berhasil melewati garis finish. Para hewan pun bersorak gembira dengan kemenangan kura-kura, sedangkan kelinci pulang dengan malu.
Baca Juga: Cerita Asal-Usul Desa Makamhaji yang Dikenal dengan Kisah Mistisnya
7. Kura-kura yang Sombong
Seekor kura-kura sombong merasa dirinya lebih pantas terbang dibanding berenang dan jengkel karena tempurungnya yang berat.
Dia pun selalu kesal ketika melihat burung-burung yang terbang bebas di langit.
Suatu hari, kura-kura memaksa seekor angsa untuk membantunya terbang dan si angsa mengusulkan kura-kura berpegangan pada sebatang kayu.
Batang kayu tersebut pun kemudian diangkat oleh angsa dan dibawa terbang.
Sayangnya, genggaman tangan kura-kura melemah dan dia jatuh dengan keras. Untungnya kura-kura selamat karena keberadaan tempurung yang paling ia benci.
8. Gembala dan Serigala
Hidup seorang anak gembala yang bekerja pada saudagar kaya. Dia bertugas untuk merawat domba majikannya dan meminta tolong warga jika ada serigala yang mendekati domba.
Bosan dengan rutinitasnya menggembala domba, anak gembala tiba-tiba berteriak, “Tolong! Ada serigala di sini!”
Sontak, warga desa pun segera menghampiri dan menolong, tetapi mereka kesal karena anak gembala hanya bercanda. Senang dengan reaksi warga, anak gembala pun terus-menerus menipu warga dengan mengatakan ada serigala datang.
Sampai suatu sore hari, datanglah segerombolan serigala yang mendekati domba dan anak gembala.
Ketakutan, anak gembala pun berteriak minta-tolong, tetapi tidak ada warga yang menjawab karena mereka sudah tidak percaya. Anak Gembala menyesal dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.
9. Tikus dan Singa
Seekor tikus jail menggoda singa yang sedang tertidur, karena jengkel singa pun marah dan berniat memakan si tikus.
Ketakutan dengan kemarahan singa, tikus pun menangis dan meminta ampun.
Karena kebaikan singa, singa pun memaafkan si tikus dan melepaskan tikus. Tikus berterima kasih pada singa dan berjanji akan membalas kebaikan singa.
Suatu saat, terdengar suara meringis singa yang tertangkap jaring pemburu.
Tikus pun segera membantu singa dengan menggerogoti jaring pemburu sampai keduanya bisa kabur dari jeratan pemburu.
10. Bayangan
Ada seekor anjing yang tamak. Suatu hari ia berjalan sambil menggigit sepotong daging segar. Ketika menyusuri sungai, ia melihat seekor anjing lain yang juga sedang menggigit sepotong daging tanpa ia tahu bahwa itu adalah bayangannya sendiri.
Si anjing menginginkan daging itu juga dan berusaha untuk merebutnya. Akibatnya, daging yang ia gigit pun malah tercebur ke dalam sungai dan ia pun gagal untuk menikmatinya.
Pesan moral dari dongeng tersebut adalah jangan menjadi seorang yang serakah dan ingin merebut hak orang lain, karena masing-masing orang telah memiliki rezekinya sendiri.
11. Rusa Benci Kakinya yang Ramping
Sang rusa sangat bangga dengan tanduknya yang indah dan membenci kakinya yang kurus tinggi. Maka hari itu, sang rusa berniat untuk mencari hewan yang bisa mengubah keempat kakinya jadi lebih gemuk. Namun, saat sang rusa asyik berjalan ke tengah hutan. Tiba-tiba, sang rusa mendengar ada beberapa anjing pemburu datang mengejarnya.
Maka, tanpa memikirkan apapun lagi. Sang rusa langsung berlari sekencang mungkin ke tengah hutan untuk menyelamatkan diri. Sang rusa menerobos hutan lebat dengan semak belukar dan pohon-pohon rindang. Karena ketakutan dan kurang memperhatikan jalan, tiba-tiba…. Duk! Tanduk sang rusa yang indah itu tersangkut batang-batang pohon.
Uh, sang rusa mencoba untuk melepaskan tanduknya. Tapi…ufh! Susah juga. Sementara anjing-anjing pemburu sudah semakin dekat. Di saat genting seperti itu, sang rusa mengambil ancang-ancang. Lalu, dengan hentakkan keras kakinya. Tanduk sang rusa yang tersangkut batang pohon langsung bisa terlepas! Dengan keempat kaki sang rusa yang ramping itu, maka ia pun berlari sekencang mungkin.
Dan… akhirnya selamat dari kejaran anjing pemburu. Ah… leganya. Setelah kejadian itu, sang rusa baru sadar. Ternyata, kakiku yang selama ini kau sepelekan, malah yang menyelamatkanku.” “Sebaliknya, tandukku yang selama ini selalu kubanggakan.” “Malah hampir saja mencelakakanku….? Maka sejak itu, sang rusa pun tidak lagi mempersoalkan bentuk kakinya lagi.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: 19 Contoh Cerita Rakyat yang Populer di Indonesia, dengan Penjelasan