Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah yang telah memberi kita nikmat serta anugerah dan waktu luang sehingga kita dikumpulkan ditempat yang mulia ini.
Salawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad yang telah membawa kebenaran dan mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju jalan yang terang benderang. Atas kegigihan beliau sehingga cahaya Islam dapat kita rasakan.
Jemaah salat yang dimuliakan oleh Allah
Sebagai hamba Allah yang diberikan hidayah dan karunia yang begitu besar, maka hendaknya kita selalu bersyukur atas nikmat-nikmat tersebut. Bersyukur kepada Allah merupakan salah satu bukti wujud terima kasih kita atas apa yang Allah berikan kepada hamba-Nya.
Yang mana jika seorang hamba bersyukur atas nikmat yang diberikan kepadanya maka Allah akan menambah nikmat tersebut untuknya.
Hal ini sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur’an surat Ibrahim ayat 7:
“(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras."
Syeikh Abdur Rahman As-Sa’di dalam tafsirnya, Taysir Al Karim Al Rahman, mengatakan bahwa “as-Syukr” adalah pengakuan hamba terhadap nikmat-nikmat Allah, memuji-Nya atas kenikmatan tersebut, dan menggunakannya dalam keridhoan Allah.
Maka hendaklah seorang hamba banyak mengucapkan syukur, baik dengan lisannya ataupun dengan perbuatannya.
Ibnul Qoyyim aj-Jauziyyah dalam kitabnya Madarijus Salikin menguraikan, “bahwa syukur pada hakikatnya adalah terlihatnya bekas dari nikmat Allah pada lisan seorang hamba yang berwujud pujian dan pengakuan, dan pada hatinya yang berwujud kesaksian dan kecintaan, serta pada anggota badannya yang berwujud ketundukan dan ketaatan.”
Jemaah salat yang dimuliakan oleh Allah
Teladan kita dalam hal ini adalah Rasulullah . Lisan beliau senantiasa basah dengan zikir dan puji-pujian kepada Allah, hati beliau penuh dengan keimanan dan kecintaan yang besar kepada Allah, serta fisik beliau tidak pernah berhenti beribadah kepada Allah meski dalam keadaan lelah dan sakit.
Aisyah pernah menuturkan: ”Rasulullah selalu melakukan sholat tahajud sampai bengkak kedua kakinya. Lalu aku bertanya, “Ya Rasulullah, mengapa engkau melakukan semua ini, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu, baik pada masa lalu maupun yang akan datang?”.
Beliau hanya menjawab:
“Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang pandai bersyukur.” (HR. Bukhori dan Muslim).
Mengenai syukur ini, dalam riwayat lain juga dikatakan dari Suhaib , Ia berkata bahwa Rasulullah bersabda:
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada diri seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Dan itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Dan itu pun baik baginya.” (HR. Muslim)
Kaum Muslimin sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Maka dari itu tetaplah kita bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kita, baik di kala letih, sibuk dan keadaan sakit sekalipun.
Karena semua apa yang terjadi kepada kita, Allah yang menghendaki atas semua itu.