Sonora.ID - Dalam bahasa Jawa, ada banyak kalimat atau yang biasa disebut 'tembung' yang berisikan berbagai macam jenis. Salah satu tembung dalam bahasa Jawa adalah tembung ranngkep.
Tembung rangkep adalah semua kata yang dibaca dua kali, bisa semua kata secara utuh, bisa juga satu suku kata saja.
Dalam bahasa Indonesia, tembung rangkep disebut dengan kata ulang.
Sesuai dengan kata pembentuknya, yaitu “rangkep” yang berarti bertumpuk atau menumpuk satu kata dengan yang lainnya.
Baca Juga: 15 Contoh Tembung Camboran dalam Bahasa Jawa, Lengkap dengan Maknanya
Tembung rangkep juga Menunjukkan makna gramatis atau sesuai dengan tata bahasa. Tembung rangkep ditulis dengan memberikan tanda hubung, namun pada rangkep dwipurwa dan dwiwasana tidak perlu.
Jenis Tembung Rangkep
Tembung rangkep terbagi menjadi tiga jenis, yaitu dwilingga, dwipurwa, dan dwiwasana. Berikut penjelasan dan contohnya.
1. Tembung Rangkep Dwilingga Wantah
Tembung rangkep ini terdiri dari pengulangan tembung lingga atau kata dasar. Jadi tembung rangkep ini belum mendapat imbuhan.
Tembung rangkep dwilingga dibagi lagi menjadi 3 macam berdasarkan owah orane tembung (berubah tidaknya kata) yaitu:
· Dwilingga padha swara
Kata dasarnya diucap dua kali, contoh: buku-buku, meja-meja, kursi-kursi.
· Dwilingga salin swara
Kata dasarnya diganti menjadi huruf vokal, contoh: bola-bali, mloya-mlayu, mloka-mlaku.
Baca Juga: Contoh Artikel Bahasa Jawa Singkat yang Mudah untuk Dipelajari
· Dwilingga semu atau murni
Kata ulang yang murni, contoh: kupu-kupu, orong-orong, angga-angga.
2. Tembung Rangkep Dwipurwa
Tembung rangkep dwipurwa adalah tembung rangkep yang diulang suku kata bagian depan atau suku kata pertama. Suku kata bagian depan atau suku kata pertama diulang. Contoh sebagai berikut.
· Tamba = ta+tamba = tetamba
· Luhur = lu+luhur = leluhur
· Tuku = tu+tuku = tetuku
· Jamu = ja+jamu= jejamu
3. Tembung Rangkep Dwiwasana
Tembung rangkep dwiwasana adalah tembung yang diulang pada bagian belakang suku katanya saja. Contoh sebagai berikut.
Baca Juga: Contoh Khutbah Salat Jumat Bahasa Jawa, Singkat dan Penuh Makna
· cekik : cekik+kik = cekikik
· cenges : cenges+nges =cengenges
· cengis : cengis+ngis =cengingis
· cethet : cethet+thet =cethethet
Fungsi Tembung Rangkep
Tembung rangkep memiliki fungsi yang berbeda-beda, bergantung dari asal katanya. Tembung rangkep bisa berfungsi sebagai kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan. Berikut penjelasannya.
1. Fungsi tembung rangkep sebagai kata benda
- Menyatakan benda itu bermacam-macam. Contoh: godhong-godhongan, woh-wohan.
- Menyatakan benda yang sesuai dengan kata dasarnya. Contoh: anak-anakan, wong-wongan.
2. Fungsi tembung rangkep sebagai kata kerja
- Menyatakan bahwa pekerjaan itu dilakukan berulang-ulang atau beberapa kali. Contoh: mlayu-mlayu, njoget-njoget.
Baca Juga: Bahasa Jawa: Pengertian Aksara Murda dan Contoh Penulisannya
- Menyatakan aspek durasi. Contoh: lungguh-lungguh, maca-maca.
3. Fungsi tembung rangkep sebagai kata sifat
- Menyatakan makna lebih. Contoh: nulis cepet-cepet, mlaku ati-ati.
- Menyatakan makna sampai atau pernah. Contoh: ora mari-mari, duet e entek-entekkan.
4. Fungsi tembung rangkep sebagai kata bilangan
- Ulangan bilangan ‘siji’ menyatakan demi, contohnya woh wohan iku dilebokne kranjang siji siji.
- Ulangan bilangan ‘luwih saka siji’ menyatakan sekaligus, contohnya ojo melbu telu-telu mergo ora kamot.