Masing-masing tarian memiliki makna. Seperti Tari Saman Ratoeh Jaroe misalnya. Ratoeh artinya berkata atau berbincang dan Jaroe berarti jari tangan.
Tarian ini mempunyai makna melantunkan syair atau menceritakan sebuah kisah dengan diiringi petikan jari tangan. Selain itu, ada pula penampilan Gandrung Kipas.
Kata Gandrung berarti tergila-gila atau terpesona. Makna tersebut ditujukan hanya kepada Dewi Sri, Dewi Padi yang telah memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Itulah mengapa tarian ini dulunya dilakukan pasca panen besar-besaran, sebagai tanda rasa berterimakasih dan bergembira kepada Dewi Sri.
Nadia (16), teman tuli dari Kampung Inklusi Banyuwangi, salah satu penari yang menampilkan Tari Gandrung Kipas mengungkapkan kegembirannya bisa berpartisipasi dalam acara besar ini.
"Saya senang bisa tampil dan bertemu banyak teman-teman dari banyak daerah. Ada yang dari Surabaya, Bandung dan Jawa Tengah," ungkapnya menggunakan bahasa isyarat.
Selain tarian, acara gala dinner juga dimeriahkan oleh suara merdu penyanyi disabilitas dan kemampuan terampil atlet panahan.
Pertunjukan beragam seni tersebut selain memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada para delegasi juga menunjukkan bahwa inklusi para penyandang disabilitas dapat dituangkan dalam berbagai corak budaya Indonesia.
Menteri Sosial dalam sambutannya juga mengajak masyarakat dunia untuk mempromosikan, melindungi serta memastikan pemenuhan semua hak asasi manusia dan kebebasan penyandang disabilitas.
“Kita harus memperluas akses pendidikan dan perawatan kesehatan berkualitas bagi penyandang disabilitas, berinvestasi dalam desain infrastruktur universal, memperdalam inklusi keuangan, kesempatan kerja yang setara, dan partisipasi yang berarti,” kata Mensos.
Mensos juga menambahkan perlunya pemerintah di dunia memiliki program perlindungan sosial yang efektif untuk melindungi mereka yang paling rentan serta memastikan esensi mendasar dari perluasan akses ke layanan kebutuhan dasar yang tersedia bagi penyandang disabilitas.
Baca Juga: Indonesia Jadi Tuan Rumah Pertemuan Tingkat Tinggi Asia-Pasifik untuk Penyandang Disabilitas
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial memberikan peran peluang kepada penyandang disabilitas dengdanan memaksimalkan potensi mereka. Para penyandang disabilitas diberikan pelatihan kewirausahaan untuk menjemput peluang kemandirian.
Di antara pelatihan tersebut, para penyandang disabilitas juga diberikan keterampilan merakit tongkat adaptif dan kursi roda untuk cerebral palsy seperti yang dilakukan di Sentra Terpadu Inten Suweno Cibinong. Selain melatih keterampilan mereka, para penyandang disabilitas juga memberikan manfaat dan menguatkan disabilitas yang lain.
HLIGM-APDPD 2022 yang diselenggarakan di Indonesia diharapkan semakin memperkuat komitmen negara-negara di dunia utamanya di kawasan Asia-Pasifik untuk melindungi dan memenuhi hak-hak disabilitas.