Sonora.ID - Sakit kepala atau nyeri kepala adalah salah satu keluhan yang kerap dirasakan dalam kehidupan sehari-hari karena memang faktor penyebabnya berbagai macam kondisi, misalnya gangguan pada mata, leher, hingga kondisi lainnya seperti telat makan dan stres.
Karena kerap terjadi, banyak orang yang menilai nyeri kepala ini sebagai hal yang tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya.
Dalam program Talkshow di Radio Sonora FM, Dokter Roslan Yusni Hasan selaku Spesialis Bedah Saraf menyatakan bahaya yang mungkin terjadi ketika nyeri kepala disepelekan.
“Nyeri itu tidak boleh ada. Karena nyeri itu menurunkan kualitas hidup, jadi batasnya, nyeri itu harus hilang, sedikit pun tidak boleh ditoleransi, tidak sehat karena nyeri itu akan menimbulkan stres pada jaringan dan pada sel,” tegasnya memaparkan.
Jadi, ketika nyeri terjadi harus langsung mendapatkan penanganan sehingga nyeri bisa langsung hilang.
Tak hanya akan menurunkan kualitas hidup, Dokter Roslan bahkan menegaskan bahwa orang yang hidup dengan nyeri dan terbiasa akan hal itu bisa menyebabkan pendek umur.
“Nyeri itu menurunkan panjang hidup manusia, jadi manusia yang hidup dengan nyeri itu akan lebih cepat mati daripada hidup bebas nyeri gitu,” sambungnya menegaskan.
Baca Juga: Nyeri Kepala Pasca Terpapar Covid-19? Perhatikan 4 Tanda Bahaya Berikut!
Rasa nyeri pada organ tubuh manapun, termasuk nyeri kepala, berbanding terbalik dengan panjang usia, sehingga orang yang kerap merasakan nyeri dalam kehidupannya cenderung memiliki usia yang lebih pendek daripada orang tanpa nyeri.
Meski nyeri kepala yang berbahaya sedikit, tetapi nyeri bisa menurunkan kualitas hidup,
“Meskipun sedikit yang bahaya, tetapi yang mengganggu banyak. Bahaya itu kalau langsung menyebabkan kematian, seperti nyeri kepala yang muncul karena tumor, nyeri kepala karena pembuluh darah yang bocor, hal-hal semacam ini adalah nyeri kepala yang bahaya,” tegas Dokter Roslan.
Namun, 99,9 persen nyeri kepala tidak berujung pada kematian, tetapi cenderung menyebabkan gangguan hidup.
“Ada obat seperti anti nyeri yang dijual bebas. Asal kita paham betul dengan sakit kepala kita dan kita menggunakan obat dalam dosis manfaat, tidak apa-apa,” tambahnya.
Konsumsi obat yang mudah diakses untuk nyeri kepala boleh dilakukan selama sesuai dengan dosis yang tertera, pihaknya menegaskan jika dosisnya sudah berlebihan obat tersebut tak lagi bisa menjadi solusi atas nyeri kepala tersebut.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Penyebab Utama Sakit Kepala Primer, Dokter: Datang dari Rasa Cemas!