Umumnya tubuh wanita akan mengeluarkan hormon yang bisa melumaskan area sakrum dan tulang ekor selama trimester ketiga kehamilan. Dengan demikian, tulang ekor akan bergerak lebih fleksibel selama persalinan.
Sebenarnya hal ini adalah proses alami yang dirasakan oleh tubuh. Kendati begitu, gerakan fleksibel di tulang ekor bisa meregangkan otot dan ligamen yang terletak di area tulang ekor terlalu jauh.
Akibatnya, rasa sakit akan semakin bertambah. Selain itu, ketegangan yang ada pada jaringan lunak itu juga bisa membuat mereka tidak bisa menopang tulang ekor di sudut yang tepat.
3. Kekurangan atau kelebihan berat badan
Obesitas atau kelebihan berat badan bisa menjadi faktor pemberi tekanan berlebih di tulang ekor, apalagi ketika duduk.
Sementara pada orang dengan berat tubuh ringan tidak ada bantalan lemak di bokong yang cukup agar bisa mencegah tulang ekor mengalami pergeseran dengan jaringan yang ada di sekitarnya.
Berat berlebihan bisa memberikan tekanan tambahan di tulang ekor. Akibatnya, tulang ekor akan condong ke belakang.
4. Cedera ketika olahraga
Salah satu olahraga yang membuat seseorang harus meregangkan tulang ekor belakangnya adalah bersepeda dan mendayung.
Jika gerakan berulang itu dilakukan terlalu sering maka bisa membuat jaringan tegang di sekitar tulang ekor.
5. Jatuh
Tergelincir dalam posisi duduk bisa menyebabkan tulang ekor sakit. Akibatnya, tulang ekor akan mengalami cedera seperti patah, memar, atau pergeseran di tulang ekor.
Tidak hanya itu, aktivitas yang menyebabkan tekanan secara terus-menerus dalam waktu panjang pun bisa menjadi pemicu rasa sakit atau nyeri di tulang ekor.
Baca Juga: 5 Makanan Penyebab Kesemutan, Ternyata Nomor 5 Juga Bikin Kanker!
Baca berita update lainnya di Sonora.id dari Google News