Nah, setelah mengetahui pengertian, tujuan, dan ciri-ciri berpikir sinkronik, simak contoh peristiwanya di bawah ini.
1. Belanda melakukan penyerbuan pada Pangeran Diponegoro dan pengikutnya di Tegalrejo, Kota Yogyakarta, pada 20 Juli 1825. Penyerbuan ini terjadi awalnya akibat digantinya patok proyek pembangunan jalan Magelang-Yogyakarta dengan tombak oleh Belanda.
2. Sistem demokrasi liberal 1950-1959 yang dilihat secara kondisi ekonominya dan disebabkan oleh berbagai faktor.
3. Peristiwa penculikan pahlawan dalam peristiwa G30/S PKI di Madiun, Jawa Timur.
4. Pembacaan teks proklamasi kemerdekaan negara Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di rumah Soekarno di Jl. Pegangsaan timur No. 56.
Baca Juga: Fun Facts Pertempuran 5 Hari di Semarang yang Perlu Kamu Ketahui
5. Keadaan ekonomi negara Indonesia pada tahun 1998 yang mengalami krisis moneter yang cukup parah.
6. Pelaksanaan sistem tanam paksa atau Cultuur Stelsel pada 1830 oleh Belanda karena pemerintahnya hampir bangkrut.
7. Agresi Militer Noer Ali 1947 saat ia memimpin perang gerilya di Jawa Barat terutama antara wilayah Karawang dan Bekasi.
8. Peristiwa Rengasdengklok sebelum proklamasi kemerdekaan, terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda.
9. Kejadian bom Hiroshima dan Nagasaki di Jepang tahun 1945 oleh tentara sekutu yang menewaskan puluhan ribu nyawa.
10. Peristiwa Bandung Lautan Api 1946, berawal dari ultimatum pihak Inggris yang memerintahkan pihak tentara Indonesia untuk segera meninggalkan Bandung. Pihak Indonesia kemudian dengan sengaja membumihanguskan atau membakar Bandung sebelum meninggalkan kota pada 24 Maret 1946.
11. Resolusi Jihad yang diserukan KH Hasyim Asy'ari kepada para santri dan ulama untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia.
Demikian sejumlah contoh peristiwa sinkronik dalam sejarah. Semoga bermanfaat!
Baca berita update lainnya di Sonora.id dari Google News