Magelang, Sonora.ID - Yayasan Dana Kemanusian Kompas (YDKK) melanjutkan program Pembangunan Jamban Aman Keluarga di permukiman-permukiman padat penduduk. Pada penghujung tahun 2022 ini, program tersebut dilaksanakan di dua lokasi yakni di Kelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Jawa Tengah dan di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Pelaksanaan program didukung komunitas dan jajaran pemerintah daerah setempat.
Di Kota Magelang, YDKK bekerja sama dengan Forum Tembang Tidar (FKT) untuk membangun 18 unit jamban individu sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dan 24 sambungan rumah ke Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Kota di Kelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah. Program dengan total dana kegiatan Rp 99,7 juta itu, manfaatnya akan dirasakan oleh ratusan warga Kelurahan Panjang yang masuk kategori miskin.
Program Pembangunan Jamban Aman Keluarga di Kota Magelang resmi dimulai pada Selasa, 25 Oktober 2022 di Kelurahan Panjang. Program serupa menurut rencana akan diperluas ke sejumlah pemukiman padat penduduk di beberapa kelurahan di Kota Magelang yang sanitasinya masih belum layak. Program bertujuan untuk mengubah perilaku buang air besar secara sembarangan di kalangan warga serta mendukung target Pemerintah Kota Magelang memenuhi akses sanitasi aman dan layak sebagai kebutuhan dasar manusia.
Selain di Magelang, di waktu bersamaan dilaksanakan program serupa di Kelurahan Mojo RT 001 RW 03 dan RT 009/RW 02 Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta, bekerja sama dengan Kelompok Swadaya Masyarakat Mojo Waras. Program Jamban Aman Keluarga di lokasi ini meliputi pembangunan 1 unit Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S), 26 tangki septik individu beserta jamban cetak sesuai SNI, 9 unit sambungan rumah ke jaringan SPALD Kota Kelurahan. Dengan program ini, sebanyak 45 keluarga miskin (sekitar 106 jiwa) di lokasi tersebut bisa memiliki Jamban Aman.
Program dengan dana sekitar Rp 181,6 juta ini secara resmi akan dimulai pada Rabu, 26 Oktober 2022 di Kelurahan Mojo. Sebelumnya, pada 2021 warga di kelurahan yang sama menerima bantuan pembangunan jaringan air layak konsumsi dari YDKK.
Ketua Yayasan DKK Tomy Trinugroho menjelaskan, program Pembangunan Jamban Aman Keluarga baik di Kota Magelang maupun Kota Surakarta didanai oleh donasi dari para pembaca Harian Kompas yang dikelola oleh YDKK. Tomy mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada kebaikan hati para donatur.
Selain itu, Tomy menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung secara penuh program pembangunan Jamban Aman Keluarga, terutama jajaran Pemerintah Kota Magelang dan Kota Surakarta.
Tomy menambahkan, YDKK memberi perhatian pada isu kesehatan khususnya sanitasi karena hal ini memiliki dampak serius bagi masyarakat. Sanitasi yang memadai akan menciptakan lingkungan yang lebih baik dan sehat. Anak-anak pun terbebas dari aneka penyakit dan kondisi yang disebabkan sanitasi buruk, seperti kekurangan gizi yang memicu stunting.
Sebelum menjalankan program Pembangunan Jamban Aman Keluarga di Kota Magelang dan Kota Surakarta, YDKK bekerja sama dengan komunitas dan pemerintah daerah telah membangun Jamban Aman di Kelurahan Sukun dan Tunjungsekar, Kota Malang, Jawa Timur dan Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi narahubung:
Anung Wendyartaka, Manager Eksekutif Yayasan DKK (08164818528)
Baca Juga: Litbang Kompas: Ketertarikan Masyarakat Untuk Beralih ke EBT Cukup Tinggi Capai 59.9%
Sekilas mengenai Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas (DKK)
Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) adalah lembaga filantrofi media yang didirikan oleh Jakob Oetama dan P.K Ojong (founders Kompas Gramedia). DKK bertransformasi menjadi Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas sejak 2011.
Cikal bakal DKK dimulai pada 1966 ketika Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, mengajak media massa memberikan sekaligus mengumpulkan dana dari masyarakat untuk membantu masyarakat miskin. Pemicu lainnya adalah penggalangan dana melalui dompet pembaca Harian Kompas untuk membantu korban banjir di Solo tahun 1966.
Sejak 1982, DKK tidak hanya mengumpulkan dana tetapi juga terjun langsung menyalurkan dana kepada korban bencana letusan Gunung Galunggung, Tasikmalaya, Jawa Barat. Kegiatan mengumpulkan dan menyalurkan dana pembaca secara langsung kepada korban bencana selanjutnya menjadi pola kerja standar DKK saat terjun ke berbagai peristiwa bencana yang meliputi bencana alam, bencana akibat konflik, dan bencana kemanusiaan.
Pengumpulan dan penyaluran dana terbesar dilakukan ketika terjadi bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatera pada 2004-2005.
Selain terjun ke lokasi-lokasi bencana, DKK juga aktif menyalurkan dana bantuan pembaca untuk menanggulangi masalah kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan. Program-program besarnya antara lain operasi katarak untuk 10.000 warga tidak mampu, pembangunan sarana fisik pendidikan, pembangunan fasilitas sanitasi dan sebagainya.
Awalnya, penggalangan dana DKK melalui Dompet Kemanusiaan Kompas yang berada di bawah naungan Harian Kompas. Para relawannya meliputi wartawan dan karyawan Harian Kompas dari berbagai divisi. Pada perkembangan selanjutnya, penggalangan dana juga dilakukan oleh unit usaha lain di bawah Kompas Gramedia seperti KompasTV, penerbit Gramedia Pustaka Utama, dan Universitas Multimedia Nusantara. Para relawannya kini tidak hanya sebatas karyawan Harian Kompas tetapi juga karyawan-karyawan dari berbagai unit usaha Kompas Gramedia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Daerah (FKD).
Alamat Yayasan DKK - Gedung Kompas Gramedia, Unit 2 Lantai 3, Jl. Palmerah Selatan No. 22-28, Jakarta 10270. Telp. 021-5364415
Baca Juga: Hadirkan Kembali Konektivitas, Kompas Gramedia Punya Palmerah, Yuk!