Oleh karena itu ia menggandeng berbagai pihak untuk turut membantu menuntaskan persoalan itu termasuk YDKK. Saat ini operasi katarak gratis YDKK di Mojokerto dilakukan di dua rumah sakit di Kabupaten Mojokerto yakni RSUD RM Basoeni dan RSUD Prof Dr Soekandar.
Direktur Program Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Ninuk Mardiana Pambudi yang hadir dalam pembukaan bakti sosial itu mengatakan operasi katarak gratis menjadi salah satu program kesehatan YDKK. YDKK selama ini juga bergerak dalam misi sosial bencana alam dan program pendidikan.
Sebelum diadakan di Mojokerto, Juli lalu, YDKK juga mengadakan operasi katarak gratis di Lombok Timur dengan peserta 346 lansia. Pada September lalu, operasi katarak juga dilakukan di perbatasan Timor Leste dengan jumlah peserta 100 lansia.
“Kami juga membuka kesempatan yang sama bagi warga Mojokerto. Bapak ibu tidak perlu khawatir ikut operasi katarak karena ditangani oleh para dokter ahli di RSUD di Mojokerto,” kata Ninuk yang juga didampingi oleh Direktur Kerjasama Antarlembaga Harian Kompas Rusdi Amral.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Mojokerto sekaligus Plt Direktur RSUD RM Basoeni Ulum Rokhmat mengakui warga penderita katarak masih takut untuk menjalani operasi. Dinkes Kabupaten Mojokerto mendata ada 600 warga yang menderita katarak namun tak semuanya mau dioperasi walau tanpa biaya. Sebagian masih menganggap operasi sebagai hal yang menakutkan. Sebagian lagi ternyata tak lolos skrining kesehatan sebagai syarat untuk dioperasi katarak.Sebanyak 55 pasien yang akan dioperasi pekan ini misalnya, ada dua yang belum dipastikan lolos dengan alasan kondisi kesehatan.
Ulum mengatakan warga tak perlu takut operasi karena di RS RM Basoeni dan RSUD Soekandar mereka memakai peralatan canggih yang aman dan memungkinkan pasien bisa langsung pulang hari itu juga usai operasi. Operasi ini juga membantu lansia agar bisa kembali melihat kembali dunia dengan jernih.