Banjarmasin, Sonora.ID - Kota Banjarmasin adalah miniatur dari Negara Indonesia. Demikian yang disampaikan Wakil Asisten Intelijen Kasad Bidang Manajemen Intelijen, Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva S.I.P., M.Han di hadapan puluhan masyarakat.
Saat itu, digelar Pembinaan Komunikasi (Binkom) pencegahan konflik sosial oleh Staf Intel Angkatan Darat (Sintelad) di aula Kayuh Baimbai, Kamis (27/10).
Diikuti oleh sejumlah kalangan masyarakat, seperti tokoh agama, tokoh pemuda dan mahasiswa, turut menyimak pemaparan dari beberapa pemateri.
Antoninho menyebut, bahwa kota Banjarmasin adalah miniatur dari Indonesia. Hal itu tergambar karena keberagamannya. Baik itu suku, ras dan agama.
Baca Juga: Waspada Obat Sirup Anak! Dinkes Banjarmasin Kuatkan Deteksi Dini
"Masyarakat di Banjarmasin sudah kondusif. Tinggal saling mengingatkan satu sama lain, saling tukar pikiran dan silaturahmi. Sehingga konflik sosial bisa dicegah," tekannya, saat ditemui Smart FM Banjarmasin usai Binkom.
Sebagai antisipasi kedepan, Ia juga mengajak, agar keterpaduan TNI-Polri, Pemerintah Daerah dan Masyarakat terus dijaga, guna meminimalisir terjadinya konflik sosial di Kota Seribu Sungai.
Lantas, bagaimana caranya menangkal pengaruh konflik yang terjadi di luar negeri?
Terkait hal itu, Ia menjawab bisa dicegah dengan cara mempertebal nilai-nilai pancasila dan berpedoman dengan Undang Undang Dasar (UUD) 1945.
"Militansi membela negara juga harus diperkuat," tuntasnya.
Sementara itu, Arie Tandau - Mantir Adat Suku Dayak Ma’ayan Banjarmasin merasa terbantu dengan adanya Binkom pencegahan konflik, untuk penanganan.
Ia pun menceritakan pengalamannya, ketika menjadi penengah saat terjadi konflik antara Dayak dan Madura beberapa tahun silam.
Pada saat itu, Ia dipercaya sebagai ketua perdamaian antar konflik kedua suku.
"Kami tidak ingin kericuhan berkembang luas. Kita lakukan pemenuhan hukum adat untuk penyelesaian perdamaian," pungkasnya.