Ketika menetap di Indonesia, Suku Tionghoa melakukan transaksi perdagangan dengan masyarakat Indonesia menggunakan dialek Hokkian, di mana kata ganti soal besaran nominal tertentu kerap digunakan di kesempatan tersebut.
Lambat laun, dialek tersebut makin dikenal oleh masyakarat Indonesia dan lambat laun menjadi bahasa serapan.
Bahkan kini, kata gocap, gopek, dan goceng telah resmi tercatat di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Mulanya, penggunaan istilah gocap, gopek, dan goceng utamanya berkembang di Jakarta. Namun, lambat laun, istilah-istilah tersebut mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia secara umum.
Melansir dari Kompas.com, berikut adalah arti gocap, gopek, goceng, berikut kata ganti nominal lain yang sering kita dengar.
Dikutip dari KBBI, berikut arti dari gocap, cepek, gopek, seceng, goceng, ceban, dan goban:
- Gocap: lima puluh (50)
- Cepek: seratus (100)
- Gopek: lima ratus (500)
- Seceng (ceceng): seribu (1.000)
- Goceng: lima ribu (5.000)
- Ceban: sepuluh ribu (10.000)
- Goban: lima puluh ribu (50.000)
Demikian penjelasan mengenai arti gocap, gopek, goceng dan asal-usulnya sebagaimana di atas. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Arti 17.32 yang Lagi Banyak Dicari Warganet di Media Sosial