9 Contoh Teks Editorial di Koran tentang Berbagai Topik, Lengkap!

1 November 2022 09:00 WIB
Ilustrasi Contoh Teks Editorial di Koran
Ilustrasi Contoh Teks Editorial di Koran ( Freepik.com)

Sonora.ID - Editorial adalah tajuk rencana secara umum sebagai ulasan pokok dan menyeluruh dari seseorang penulis tentang suatu isu yang sedang hangat.

Dikutip dari Gramedia.com, teks editorial biasanya memuat pendapat pribadi dari redaksi terhadap suatu masalah secara aktual. Teks editorial bisa dikatakan sebagai sebuah teks yang memiliki fungsi untuk memberikan pengaruh dan sudut pandang kepada para pembaca.

Ciri-ciri teks editorial adalah:

  1. Tema aktual dan faktual
  2. Sistematis dan logis
  3. Argumentatif

Agar lebih jelasnya, berikut ini adalah 9 contoh teks editorial di koran berisi atau tentang berbagai topik.

1. Ciremai yang Patut Dipertahankan

Kabar pengembalian Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Gunung Ciremai, Jawa Barat kepada pemerintah dari PT Chevron cukup melegakan masyarakat setempat. Kita ingat bahwa Chevron merupakan peserta tunggal dalam lelang WKP Ciremai yang digelar 2011 lalu. Chevron kemudian ditetapkan sebagai pemenang lelang WKP tersebut. Masyarakat yang sebelumnya mengadakan ‘perlawanan’ bisa bernapas sejenak.

Entahlah, pemerintah yang gagal menangkap keinginan masyarakat atau masyarakat yang gagal mengerti program pemerintah. Yang pasti gesekan akan kembali terjadi karena WKP Ceremai kemungkinan akan kembali dilelang. Kita masih ingat isu yang beredar di masyarakat, bahwa pemerintah menjual Gunung Ciremai pada Chevron.

Tentunya, isu itu menjadi sangat sensitif mengingat Chevron adalah pihak asing. Nasionalisme ditambah cinta lingkungan seperti bahan bakar yang memberi semangat pada masyarakat sekitar, bahkan masyarakat yang berdomisili di luar Ciremai tapi pernah bertempat tinggal atau sekadar berkunjung. Mereka mengagumi Gunung Ciremai dan khawatir jika proyek panas bumi itu akan menggerus keindahan Gunung Ciremai.

Saatnya pemerintah meninjau ulang program-programnya. Masyarakat sudah berani bersikap untuk melindungi lingkungannya. Bukankah tugas pemerintah adalah mengayomi rakyatnya, tanah airnya? Bukan semata mencari celah keuntungan tapi merusak lingkungan.

Baca Juga: Struktur Teks Editorial dan Contohnya, Materi Bahasa Indonesia Lengkap

2. Contoh 2

Contoh Teks Editorial di Koran

3. Contoh 3

Contoh Teks Editorial di Koran

4. Contoh 4

Contoh Teks Editorial di Koran

5. Contoh 5

Contoh Teks Editorial di Koran

6. Contoh 6

Contoh Teks Editorial di Koran

Baca Juga: 11 Contoh Teks Editorial Singkat beserta Strukturnya, Lengkap!

7. Contoh 7

Contoh Teks Editorial di Koran

8. Pernikahan Dini Bukan Penyelesaian Kemiskinan

Salah satu berita baik yang akan keluar minggu lalu adalah persetujuan sebagian besar anggota parlemen untuk meningkatkan usia pernikahan hingga 19 tahun. Ini berarti DPR harus mendapatkan dukungan yang cukup untuk merevisi Undang-Undang Perkawinan 1974 yang menyatakan perempuan dapat menikah di usia 16 dan laki-laki pada 19. Mereka dapat menikah lebih awal ketika pengadilan mengeluarkan “dispensasi hukum”.

Survei telah menunjukkan bahwa meskipun ada banyak asumsi. Dispensasi semacam itu belum banyak dikeluarkan karena gadis itu telah hamil sehingga menyebabkan orang tua yang malu meminta izin tersebut. Tradisi di beberapa bagian Indonesia telah memungkinkan berlanjutnya praktik perkawinan anak di bawah umur merajalela.

Dari 10 faksi partai hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang bersikeras untuk meningkatkan usia pernikahan menjadi 18. Perbedaan satu tahun memang terlihat tidak penting. Tetapi undang-undang kita harus dibuat agar selaras satu sama lain termasuk UU Perlindungan Anak.

Selain itu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak berpendapat bahwa usia menikah yang resmi di usia 19 tahun akan lebih menjamin kematangan mereka yang memasuki pernikahan dan kemungkinan menjadi orang tua. Kementerian Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) dan organisasi perempuan juga telah berulang kali menunjukkan kontribusi yang signifikan.

Beberapa penelitian juga mengungkapkan beban pada ibu lajang yang sangat muda. Kebanyakan mereka ditinggalkan untuk merawat bayi seorang diri dan menjadi semakin miskin karena harus memenuhi banyak kebutuhan. Meskipun orang tua memiliki alasan menikahkan anak perempuan untuk meringankan beban keuangan keluarga mereka, hal ini dirasa kurang patut dijadikan alasan.

Pertimbangan di DPR tentang peningkatan usia hukum perkawinan terlambat setelah putusan Mahkamah Konstitusi Desember lalu. Putusan menyatakan bahwa usia minimum dalam undang-undang 1974 melanggar Konstitusi, yang melindungi hak-hak anak. Penggugat adalah tiga orang yang selamat dari pernikahan anak-anak. Mereka telah kehilangan masa kecil mereka dan terkena kekerasan dari suami mereka.

Banyak yang beralasan kemiskinan adalah alasan utama terjadinya pernikahan dini. Padahal dibalik itu ada bisnis ilegal perdagangan anak yang menyebabkan pernikahan dini. Banyak keuntungan yang didapat dari bisnis ilegal ini. Para peraup keuntungan diduga memfasilitasi praktik ini. Bersama dengan ‘perekrut’ para sindikat kejahatan ini menjanjikan kekayaan untuk anak-anak yang bersedia bekerja jauh dari desa mereka atau bahkan di luar negeri.

Salah satu persyaratan agar bisa bekerja di luar negeri menurut oknum-oknum ini yang meliputi bukti anak itu adalah orang dewasa dengan surat nikah atau perceraian. Praktik ini mulus jadi jarang di ketahui oleh masyarakat umum.

Baca Juga: Ibu-ibu Jangan Begini Lagi Lho, Kebiasaan Bungkus Cabai Pakai Koran Bisa Undang Malapetaka ke Rumah, Nyawa Keluarga Taruhannya

9. Teroris Kembali Hantui Negeri

Serangan penusukan terhadap Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto di Pandeglang, Banten, pada hari Kamis menunjukkan bahwa pembasmian teroris local dan nasional masih jauh dari perkiraan. Hal ini menunjukkan bahwa sedikit saja rasa puas diri dalam perang melawan terorisme dapat menyebabkan lengah dan terbukti membawa bencana.

Mantan komandan militer bersama dengan tiga korban lainnya yaitu seorang perwira polisi, seorang perwira militer, dan seorang ulama muslim selamat dari serangan itu. Hal itu menunjukkan bahwa para intel negara kurang cakap dan lihai dalam melindungi orang-orang penting negara. Insiden itu masih mengejutkan negara dan sangat terkenal karena menumbuhkan sejumlah spekulasi. Beberapa spekulasi yang beredar apa saja?

Pertama, serangan itu lebih tepat sasaran. Para ekstrimis atau teroris itu tidak bertujuan untuk mencelakai orang-orang acak yang mewakili agama, negara, atau institusi tertentu tetapi seranganya tertuju langsung pada kaki tangan presiden. Insiden kemarin adalah percobaan pembunuhan pertama seorang pejabat tinggi pemerintah oleh para ekstremis, setidaknya sejak November 1957 ketika gerilyawan melancarkan serangan granat untuk membunuh Presiden Sukarno dan keluarganya saat itu di Cikini, Jakarta Pusat.

Kedua, itu dilakukan di siang hari bolong dan di hadapan personel keamanan dan lusinan pengamat yang secara naluriah merekam insiden itu dari setiap sudut. Dan memungkinkan aksi terror yang dilakukan mendapatkan paparan maksimal bahkan sebelum media melaporkannya.

Para tersangka, yang diidentifikasi sebagai Syahrial Alamsyah juga dikenal sebagai Abu Rara dan istrinya Fitrie Adriana, segera ditangkap setelah serangan itu. Telah terungkap bahwa mereka adalah anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) sel teroris lokal yang terkait dengan Negara Islam.

Dengan kejadian itu, bangsa ini kembali bergumul dengan pertanyaan yang sama yang telah berulang kali ditanyakan: Apakah ini akan pernah berakhir? Mungkinkah itu dihindari? Pertanyaan-pertanyaan semacam itu bahkan lebih relevan mengingat fakta bahwa insiden Pandeglang terjadi hanya dua hari sebelum peringatan bom Bali 2002 pada 12 Oktober.

Insiden terbaru yang terjadi sayangnya menghilangkan rasa kepercayaan dan keamanan yang dibutuhkan masyarakat. Sangat membingungkan bahwa seorang kepala menteri keamanan telah menjadi korban serangan teror skala rendah oleh dua ekstrimis yang menurut kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan telah berada di radar intelijen setidaknya selama tiga bulan. Kepala intelegen itu bahkan mengklaim bahwa Abu Rara telah diketahui mengumpulkan pisau sebelum serangan hari Kamis.

Pasukan polisi kontraterorisme Densus 88 yang terkenal telah memenangkan pujian di masa lalu karena menggagalkan banyak plot teror mengapa sekarang gagal ketika para tersangka sudah diketahui sebagai bagian dari sel teroris di Bekasi, Jawa Barat? Hal ini membuat masyarakat curiga ada sesuatu yang tidak beres.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Baca Juga: Jangan Langsung Dibuang! Ternyata Ini 5 Manfaat Koran Bekas!

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm