"Untungnya TPS liar itu hanya menambah titik-titik sampah saja. Sementara volumenya masih sama. Ada dugaan, pembuangnya adalah oknum warga yang sama," jelasnya.
"Maka dengan adanya alat ini, kami ingin melakukan edukasi terkait hal itu. Mudah-mudahan, masyarakat bisa sadar," tutup Alive.
Disisi lain, sebagai uji coba permulaan, DLH Banjarmasin menempatkan alat tersebut di lokasi eks TPS pasar Kuripan.
Bukan tanpa alasan. Mengingat sampai saat ini TPS yang sudah lama ditutup itu masih saja dipenuhi dengan tumpukan sampah.
Padahal, sudah berbagai cara dilakukan. Mulai dari pemasangan spanduk larangan, penjagaan petugas satuan polisi pamong praja atau satpol pp, hingga sanksi tindak pidana ringan.
"Jadi, sebelum adanya pemasangan kamera CCTV, kami ingin memasang alat ini dulu," timpal Kabid Kebersihan dan Pengelolaan Sampah DLH Banjarmasin, Marzuki.
Ia mengatakan, demi keamanan alias menghindari alat itu dicuri, pihaknya akan meletakkan di tempat yang tidak bisa dilihat atau dijangkau.
"Sambil kami lihat titik di mana yang pas nantinya. Kami lihat nantinya, apakah efektif atau justru alatnya yang hilang," tambahnya.
Disinggung dari mana alat tersebut didapatkan, pria akrab disapa Om Jeck itu hanya mengatakan bahwa alat itu merupakan sumbangan salah seorang warga Banjarmasin.
"Warga ini cukup kreatif, dan peduli terhadap lingkungan. Kami sangat mengapresiasi hal ini," pujinya.
Lantas, apakah apabila alat itu berhasil, apakah ada kemungkinan bakal diperbanyak? Terkait hal itu, Marzuki belum bisa memastikannya.
"Intinya, kami ingin mencoba alat ini terlebih dahulu," tandasnya.
Baca Juga: Gepeng & Anjal di Banjarmasin, Siap-Siap Ditampung ke Shelter