Ayo lestarikan literasi Indonesia. Kita masih membutuhkan banyak buku fisik. Buku menjadi penunjang utama dalam proses belajar mengajar. Kemajuan teknologi mengenalkan kita pada buku elektronik. Namun peran buku fisik tidak dapat ditinggalkan begitu saja. Dunia pendidikan tetap membutuhkan buku fisik, terutama untuk wilayah-wilayah yang jauh dari pusat pemeritahan.
Tidak semua wilayah di Indonesia memiliki akses internet cepat atau fasilitas memadai. Sementara untuk membaca satu buku elektronik diperlukan perangkat keras. Berbeda dengan buku fisik, ia dapat dipinjam dan dibaca bergiliran. Tidak perlu bergantian untuk memakai perangkat.
Keberadaan buku elektronik baik, namun tidak dapat diterapkan di semua wilayah. Buku fisik masih lebih efektif selama fasilitas belum merata. Oleh sebab itu, salurkan buku-buku fisik ke daerah dengan akses terbatas. Dorong pemerintah memenuhi kebutuhan buku dengan merata. Mari sama-sama memajukan dunia literasi Indoensia.
Baca Juga: 5 Contoh Teks Ceramah Singkat tentang Sabar, Penuh Makna saat Khutbah
Indonesia memiliki beragam bahasa daerah, mulai dari Jawa, Sunda, Minangkabau, Bugis, Madura dan lain sebagainya.
Sayangnya UNESCO mengungkapkan bahwa sekitar 2.500 bahasa di dunia terancam punah, termasuk lebih dari 100 bahasa daerah di Indonesia.
UNESCO pun menyebutkan, sebanyak 200 bahasa mengalami kepunahan dalam 30 tahun terakhir dan 607 bahasa dalam status tidak aman. Selain itu, diperkirakan sekitar 3.000 bahasa lokal akan punah di akhir abad ini.
Karena itu, ayo, kita lestarikan bahasa daerah di Indonesia. Dimulai dari mempelajari daerahmu sendiri, menghargai bahasa daerah lain, hingga mempelajari bahasa daerah lainnya.
Dengan begitu, bahasa daerah di Indonesia tidak punah. Sehingga adat dan budaya di Indonesia pun tetap lestari.
Baca Juga: 8 Contoh Teks Eksposisi Proses beserta Pengertiannya, Lengkap!
Menurut UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi d
Artinya, minat baca masyarakat Indonesia sangatlah rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Ini berarti, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.
Selain itu, ada juga riset berjudul World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61).
Padahal, membaca bisa memberikan banyak manfaat. Beberapa di antaranya adalah memperluas pengetahuan, menambah kosakata baru, hingga memperlancar berbicara di depan umum.
Wah, tentu sayang sekali kalau minat baca di Indonesia rendah, kan? Kita bisa tertinggal jauh dengan negara-negara di dunia.
Karena itu, mari, mulailah bangun kebiasaan membaca. Mulai dari tema yang kamu sukai. Misalnya cerita fiksi, dongeng, atau lainnya.