Banjarmasin, Sonora.ID - Potensi alam berupa melimpahnya tanaman purun di wilayah Kota Banjarbaru, berhasil dimanfaatkan warga di kawasan Guntung Payung, untuk mengembangkan industri olahan kerajinan tangan.
Salah satunya yang dilakukan oleh Kelompok Pengrajin Kampung Purun Al Firdaus, Banjarbaru, yang meningkatkan kesejahteraan warga setempat lewat pengembangan kerajinan purun berbagai olahan. Mulai dari tas, sandal, hingga kotak hantaran.
Omzetnya tidak main-main, dalam satu bulan dapat meraup keuntungan bersih hingga Rp14 juta.
Dituturkan Ketua Kelompok Pengrajin Kampung Purun Al Firdaus, Siti Mariana, pasca melandainya kasus Covid-19 dan mulai normalnya aktivitas masyarakat, pendapatan para pengrajin juga kembali meningkat.
Baca Juga: Senin Inspirasi: Bandeng Presto, Makanan Lezat Untung Selangit!
Sebelumnya, akibat pandemi Covid-19, pesanan sempat turun drastis hingga berpengaruh pada keuntungan yang turun hingga lebih dari 50 persen.
“Sebelum pandemi bisa sampai Rp10 juta bersihnya perbulan, sekitar 2 ribu pcs kerajinan purun berbagai bentuk. Tapi selama pandemi, yang didapat hanya separuhnya saja dengan pendapatan sekitar Rp4 juta perbulan,’’ jelasnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga mendapat pendampingan dari pihak terkait, seperti PLN Unit Induk Distribusi (UID) Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan yang dimulai sejak 2019 lalu.
Dalam program tersebut pihaknya tak hanya mendapat pembinaan, melainkan juga pelatihan manajemen usaha.
Salah satunya terkait dengan promosi di media sosial untuk meluaskan pasar penjualan produk kerajinan dari purun.
Baca Juga: Crazy Rich Kaki Lima! Jualan Pecel Lele, Rangga Umara Bisa Dapet Omzet Rp 2 Miliar Sebulan!
“Sejak mulai menggunakan media sosial untuk promosi, sekarang produk kita sudah dijual hingga ke Denpasar, Surabaya, Semarang dan Bandung,” jelas Siti lagi.
Sementara itu, General Manager PLN UID Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, Muhammad Joharifin, mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen dalam mendukung pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di provinsi ini. Terutama untuk mendorong IKM naik kelas dari tahun ke tahun.
“Kita bersyukur, program TJSL PLN berhasil mendorong para pelaku IKM untuk naik kelas. Tak hanya membantu perekonomian masyarakat, tapi juga daya beli yang akan turut meningkat,” tuturnya.