Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk menurunkan angka stunting tersebut, antara lain membentuk Tim Percepatan penurunan stunting dari tingkat Desa hingga Provinsi yang diketuai oleh Kepala Desa, Camat, Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Gubernur.
Baca Juga: Dikukuhkan Jadi Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting, Dandim Pekanbaru: Langsung Aksi Nyata
Selain itu, pencegahan stunting dilakukan dari hulu dengan membentuk 372 Tim pendamping, setiap tim terdiri dari Bidan Desa, Kader KB dan Kader PKK, yang bertugas untuk mendampingi calon pengantin, Ibu hamil, Ibu melahirkan dan Bayi.
Sementara itu, saat mewakili Gubernur Kalsel menghadiri acara yang sama, Asisten I Setdaprov Kalsel, Nurul Fajar Desira menjelaskan bahwa sebagai salah satu Provinsi dengan angka stunting tertinggi di indonesia, Kalsel harus bergerak cepat agar penurunan angka stunting dapat berjalan sesuai target nasional yakni sebesar 18,4 persen pada tahun 2022 dan sebesar 14 persen di tahun 2024.
Menurut Fajar, melalui kegiatan Audit Kasus Stunting (AKS) ini, kinerja yang baik dalam rangka penurunan stunting tersebut, dapat dipertahankan dan segala kendala dapat segera dicari solusinya bersama. mekanisme penanganan stunting di beberapa daerah dengan angka stunting tinggi harus lebih masif lagi.
“jika dilihat dari data terakhir elektronik pencatatan, dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (eppgbm), kalsel sudah menyentuh level 10 persen” kata Fajar.
Muhidin berpesan, jika ditemukan kasus-kasus stunting berat di berbagai daerah harus segera ditindak lanjuti.
“Lakukan identifikasi risiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran, dan cari potensi penyebab terjadinya stunting pada kelompok sasaran tersebut sebagai upaya pencegahan kasus yang serupa, dengan menganalisa faktor resiko terjadi stunting” Katanya.
Fajar menambahkan, dengan evaluasi rencana tindak lanjut stunting AKS ini diharapkan memberi motivasi bagi seluruh pemangku kepentingan untuk bergerak, khususnya di desa-desa dan kelurahan di kabupaten/kota dengan potensi stunting berat.
“Saya harapkan stunting dapat dicegah dan ditangani secepat mungkin, mengingat saat ini sudah memasuki bulan kedua triwulan akhir tahun 2022,” pungkas Fajar.
Baca Juga: Penguatan Komitmen dan Peran Pemda Rokan Hilir dalam Konvergensi Penurunan Stunting