Kerja Keras Banyak Pihak, Kasus Stunting di Kalsel Tersisa 20 Persen

9 November 2022 12:10 WIB
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel, Ramlan
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel, Ramlan ( Smart Banjarmasin/Razie)

Banjarmasin, Sonora.ID – Kasus stunting di Kalimantan Selatan (Kalsel) diklaim berhasil ditekan menjadi 20 persen di tahun 2022.

Sebelumnya, Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, jumlah anak Bawah Lima Tahun (Balita) di Kalsel yang menderita stunting mencapai 30 persen, atau jauh berada di atas rata-rata nasional yang hanya berada di angka 24,4 persen.

Jumlah tersebut menempatkan Kalsel pada urutan ke-6 tertinggi di Indonesia dengan angka 30 poin.

Di sela-sela Diskusi Panel Managemen Audit Kasus Stunting dan Evaluasi Rencana Tindak Lanjut Audit Kasus Stunting Kabupaten/Kota Tingkat Provinsi Kalsel 2022, pada Senin (07/11), Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalsel, Ramlan mengatakan, kegiatan itu dimaksudkan untuk mempercepat pelaksanaan Audit Kasus Stunting di Tingkat Kabupaten/Kota dan untuk mendapatkan gambaran serta rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan di tingkat Provinsi Kalimantan Selatan, dalam upaya percepatan penurunan kasus stunting.

Baca Juga: BKKBN Perkuat Kolaborasi Bersama TNI Turunkan Angka Stunting

Menurutnya, permasalahan yang dihadapi oleh Tim percepatan penurunan kasus stunting berbeda beda di setiap Kabupaten/Kota.

“Pertemuan ini penting dilakukan agar seluruh komponen Tim Audit Kasus Stunting dapat bersinergi dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan percepatan penurunan stunting,” katanya.

Ia menambahkan, jumlah stunting di Kalsel sebelumnya mencapai 30 persen, yang menempatkan daerah ini pada peringkat ke Enam, dengan jumlah kasus tertinggi dari seluruh provinsi di Indonesia.

“Jumlah angka kasus stunting di kalsel, kurang lebih 1.500 kasus,” beber Ramlan.

Berkat kinerja Tim percepatan penurunan stunting, hasil survei sementara menunjukkan, angka stunting di Kalsel pada tahun 2022 turun menjadi 20 persen.

Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk menurunkan angka stunting tersebut, antara lain membentuk Tim Percepatan penurunan stunting dari tingkat Desa hingga Provinsi yang diketuai oleh Kepala Desa, Camat, Wakil Bupati/Walikota dan Wakil Gubernur.

Baca Juga: Dikukuhkan Jadi Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting, Dandim Pekanbaru: Langsung Aksi Nyata

Selain itu, pencegahan stunting dilakukan dari hulu dengan membentuk 372 Tim pendamping, setiap tim terdiri dari Bidan Desa, Kader KB dan Kader PKK, yang bertugas untuk mendampingi calon pengantin, Ibu hamil, Ibu melahirkan dan Bayi.

Sementara itu, saat mewakili Gubernur Kalsel menghadiri acara yang sama, Asisten I Setdaprov Kalsel, Nurul Fajar Desira menjelaskan bahwa sebagai salah satu Provinsi dengan angka stunting tertinggi di indonesia, Kalsel harus bergerak cepat agar penurunan angka stunting dapat berjalan sesuai target nasional yakni sebesar 18,4 persen pada tahun 2022 dan sebesar 14 persen di tahun 2024.

Menurut Fajar, melalui kegiatan Audit Kasus Stunting (AKS) ini, kinerja yang baik dalam rangka penurunan stunting tersebut, dapat dipertahankan dan segala kendala dapat segera dicari solusinya bersama. mekanisme penanganan stunting di beberapa daerah dengan angka stunting tinggi harus lebih masif lagi.

“jika dilihat dari data terakhir elektronik pencatatan, dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (eppgbm), kalsel sudah menyentuh level 10 persen” kata Fajar.

Muhidin berpesan, jika ditemukan kasus-kasus stunting berat di berbagai daerah harus segera ditindak lanjuti.

“Lakukan identifikasi risiko terjadinya stunting pada kelompok sasaran, dan cari potensi penyebab terjadinya stunting pada kelompok sasaran tersebut sebagai upaya pencegahan kasus yang serupa, dengan menganalisa faktor resiko terjadi stunting” Katanya.

Fajar menambahkan, dengan evaluasi rencana tindak lanjut stunting AKS ini diharapkan memberi motivasi bagi seluruh pemangku kepentingan untuk bergerak, khususnya di desa-desa dan kelurahan di kabupaten/kota dengan potensi stunting berat.

“Saya harapkan stunting dapat dicegah dan ditangani secepat mungkin, mengingat saat ini sudah memasuki bulan kedua triwulan akhir tahun 2022,” pungkas Fajar.

Baca Juga: Penguatan Komitmen dan Peran Pemda Rokan Hilir dalam Konvergensi Penurunan Stunting

PenulisFakhrurazi
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm