Makassar, Sonora.ID - Keuangan syariah memiliki potensi dan ruang tumbuh yang besar di Indonesia.
Seperti halnya pasar modal syariah yang tetap mencatatkan pertumbuhan secara konsisten.
Kepala Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia, Irwan Abdullah mengatakan, dalam 10 tahun terakhir, investor syariah tumbuh 21,954 persen.
Sepanjang 2022 ini, jumlah investor syariah tercatat mencapai lebih dari 113 ribu.
"Hingga Agustus 2022, investor syariah aktif mencapai 26.412," ujar Irwan dalam acara workshop wartawan yang digelar di Makassar, Selasa (8/11/2022).
Menurut Irwan, kinerja pasar modal syariah pada triwulan III 2022 juga terbilang moncer.
Ini terlihat dari jumlah saham syariah sebanyak 493 dengan nilai kapitalisasi saham mencapai Rp4.259 triliun.
Baca Juga: Pasar Modal Indonesia Menuju Ekonomi Kuat Berkelanjutan
Yang mengejutkan, kata Irwan, Sulawesi Selatan termasuk provinsi yang menyumbang transaksi pasar modal cukup besar. Nilainya mencapai Rp151 miliar.
"Sulawesi Selatan urutan delapan provinsi dengan nilai transaksi terbesar. Artinya banyak sultan di Sulsel," ucapnya.
Lebih jauh, Irwan menambahkan, pasar modal syariah adalah pasar ritel berbasis digital yang didukung oleh pemerintah.
Dari sisi ritel, pasar modal syariah menyasar 129,6 juta kelompok produktif dengan usia 24 hingga 55 tahun.
Sedangkan dari sisi digital, pihaknya menarget sebanyak 146 juta pengguna internet bisa masuk pasar modal.
"BEI adalah satu-satunya Bursa Efek di dunia yang mendapatkan penghargaan
the Best Islamic Capital Market of the year 4 tahun berturut-turut," ungkapnya.
Baca Juga: BEI Gelar CMSE 2022, Perkuat Pasar Modal Dalam Negeri