Ayah Segalanya Untukku
Ayah..
Beribu kata telah kau ucapkan
Beribu cinta telah kau berikan
Beribu kasih telah kau suguhkan
Hanya untuk aku.. anakmu..
Ayah..
Kau ajarkan aku tentang kebaikan
Kau tunjukkan aku tentang arti cinta
Kau jelaskan aku tentang makna kehidupan
Dan kau mendidikku dengan sungguh kasih sayang
Ayah..
Betapa mulianya hatimu
Kau korbankan segalanya untukku
Kau banting tulang hanya untukku
Aku berjanji akan tulusnya hatimu
Bahwa aku akan selalu menjagamu
Aku akan selalu menyayangimu hingga akhir hidupku
Terima kasih Ayah untuk semua kasih sayangmu..
Yang Tidak Pergi
Raga dan jiwa mungkin pergi
Tapi cinta kita tidak pergi
Sayang kita tidak pernah pergi
Ada selalu di dalam hati
Cinta kami untuk ayah
Cinta yang akan selalu bersemi
Sayang kami untuk ayah
Sayang yang tiada berhenti
Ayah tidak pernah pergi
Karena cinta dan sayang ini
Ayah selalu ada bagi kami
Di dalam sanubari
Ayahku Pahlawanku
Ayahku
Cari nafkah tiap hari
Dalam kepenatan dunia
Yang tanpa akhir
Pagi yang jelas mengawali pekerjaan
Siang dalam perjalanan
Malam berbuntut baru temu
Dengan muka sayu tersisa tenaga
Seluruh itu jadi investasi untuk keluarga
Untuk periode depan anak-anak
Serta istri yang menunggu tiap hari
Tiada basa-basi serta itungan tentu
Ayahku pahlawanku
Rintangan hidup silih bertukar
Terkadang melawan
Dengan situasi tidak teratasi
Seluruh itu jadi rutinitas sehari-hari
Tiada istirahat yang lebih
Memetik rezeki yang utama
Untuk anak istri tiap hari
Baca Juga: 10 Doa Untuk Keluarga Tercinta: Dari Meminta Rezeki hingga Keselamatan
Kepada Bapak - (Gunoto Saparie)
Ada peci putihmu tergantung di kapstok
Bertahun-tahun di sana sejak kau pergi
Namun jarum-jarum jam dinding berhenti
Dan kalender di tembok pun mendadak rontok
Ada potretmu mengabur di dekat pintu
Ada senyum tipis membayang harapan
Betapa berat rindu, bapak, tersendat di kalbu
Selalu kuingat kata-katamu tentang kehidupan
Tentang negara, agama, dan pengabdian
Kata-kata yang patah-patah, tertahan-tahan
Kami tak tahu, ternyata untuk yang penghabisan:
Ada sandalmu teronggok di ujung ranjang
Ada buku-bukumu, kitab-kitab menguning
Berjajar di rak, terserak di meja lantai
Ada yang tertinggal di hati Allah, kasihmu abadi
Ayah yang Begitu Sempurna
Ayah kau begitu sempurna
Kau adalah hembusan napasku
Kau adalah penyemangat hidupku ayah
Kau yang selalu ada di setiap kesedihan, dan bahagianya hidupku
Maaf ayah sampai saat ini aku belum membahagiakanmu ayah
mungkin dengan belajar dengan sungguh-sungguh aku dapat membahagiakanmu
Terima kasih ayah,
tanpamu aku tidak berguna di kehidupanku ini
Ayah
Kerinduanku berbisik dengan merdu
Ia berbicara mengenai laluku
Senyuman indah di bibirmu
Menjadi memori yang menyayat kalbu
Ayah...
Aku merindukanmu
Panutanku
Saat aku kecil
Ayah sangat baik
Kau peluk aku dengan jari-jarimu yang kuat
Kau belai serta kau cintai aku
Ayah
Ketika ibu ada
Kamu bersama ibu mendidikku
Memberi apa saja yang aku meminta
Bekerja, cari uang supaya aku masih tersenyum
Ayah
Tidak ada pahlawan yang lebih bagus sesudah Ibu
Kecuali Kamu Ayah
Ayah, Engkaulah pahlawanku
Getar Malam Rinduku
Inginku gali gundukan itu
Dan mencabut papan nama setiap dukaku
Biarlah napasku memeluk tentangmu
Puisi-puisi gelap menimang ku
Sajak berairmata merangkulku
Dan merambatkan tiap ratap di sekitar gelap
Seolah kamu utus jangkrik untuk memejamkan lelahku
Nyanyi cerita tentang dahaga merindu
Seolah kamu titipkan restumu
Lewat dingin malam menyuap
Mantra-mantra penghapus basah tatapku
Tiap dendang lantun macapat mengiring sendu
Seperti suara hati yang tersampaikan padaku
Bahkan suara gitar berbeda saat anganku
Menuju kenanganmu
Getar yang memancar melahirkan syair
Bak pujangga berlagu
Ini untukmu, Itu buatmu, Dan doa sebagai baktiku
Aku sungguh merindumu, Ayahku..
Jalan Pulang
Berjuta-juta kasih sayang yang kau berikan
Tak akan pernah bisa terbalas dengan apapun yang ku lakukan
Meskipun tak pernah terlihat
Tapi semuanya jelas nampak dari tetes keringat
Aku tahu
Bukanlah suksesnya anakmu menjadi kaya raya yang kau harapkan
Kau pernah bilang, urusan rizki, Tuhan yang punya urusan
Sering ku temui pesan tersirat
Dari setiap obrolan jarak jauh yang kita buat
Seolah kau ingin anakmu ini mendekat
Untuk memelukmu erat
Setelah sekian lama tak berjumpa
Kutemui wajahmu terlihat berbeda
Usiamu yang sudah tua
Membuat pipimu keriput di mana-mana
Di Kuburan Ayah - (Slamet Sukirnanto)
Berteduh pohon kamboja berkembang
Tinggalmu yang kekal
Tak kenal lagi senyummu
Memikat hatiku
Ketika masih kanak
Bukan segunduk tanah
Kupuja. Kerna diharamkan agama
Adalah hidupmu
Mengenang di kalbu!
Baca Juga: 50 Kata-Kata Anniversary Pernikahan Ini Bisa Buat Pasangan Terharu
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.