Banjarnegara, Sonora.ID - Sejak melandainya pandemi Covid-19, sektor ekonomi perlahan mulai bangkit. Salah satunya adalah industri kuliner yang makin bergeliat.
Di antara sekian banyak kuliner, pangan berbahan dasar tepung, baik terigu atau gandum, tapioka, jagung dan beras, menjadi favorit masyarakat Indonesia, selain bahannya mudah didapat, pangan berbahan dasar tepung ini dapat dibuat berbagai macam varian makanan.
Namun perlu diketahui hingga saat ini Indonesia masih banyak mengimpor bahan dasar tepung, diantaranya gandum.
"Masyarakat kita, punya cara dalam menyiasati ketergantungan akan kebutuhan gandum yang jadi bahan dasar tepung," ucap Head of CSR Astra International Bima Krida Pamungkas dalam siaran persnya kepada Sonora Bandung, Rabu (16/11/2022).
"Caranya menggunakan singkong. Pertanian singkong ini memberikan potensi yang luar biasa bagi perekonomian masyarakat. Terlebih setelah semakin dikenalnya mocaf atau modified cassava flour, atau tepung ubi kayu termodifikasi yang banyak dimanfaatkan untuk berbagai produk pangan," papar Bima.
"Dan ini banyak dicari orang karena mampu menjadi pengganti tepung terigu," imbuhnya.
Baca Juga: Indonesia Resmi Punya 37 Provinsi, Mendagri Harap Percepatan Pembangunan Papua
Atas dasar itu, melalui Desa Sejahtera Astra (DSA) Banjarnegara dan Lamongan, dikembangkan pertanian singkong.
"Selain meningkatkan produktivitasnya, produk turunannya pun diperbanyak agar semakin memberi nilai ekonomi yang lebih," kata Bima.
"Sejak tahun 2021, DSA Lamongan dan DSA Banjarnegara, yang berkolaborasi dengan MPM Muhammadiyah dan Rumah Mokaf, mengembangkan pertanian singkong di 10 desa, tujuh desa di Banjarnegara dan tiga desa di Lamongan," ungkap Bima yang dikutip dari siaran persnya.