Sonora.ID – Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Vokasi), Kiki Yuliati menyampaikan, tahun 2022, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah memfasilitasi 1.402 SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Proporsi dari jumlah tersebut, sebanyak 1.029 SMK PK memperoleh bantuan dari pemerintah melalui skema Matching Fund dan sebanyak 373 SMK PK mendapat hibah dari industri atau melalui skema pemadanan.
“Tahun pertama ini, ketika kami menunjukkan SMK PK, ada 349 dunia usaha dan dunia industri (DUDI) telah bersinergi dengan satuan pendidikan di daerah dengan investasi sebesar Rp439 miliar,” diungkapkan Dirjen Kiki dalam webinar tentang implementasi pelaksanaan kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan industri melalui program SMK Pusat Keunggulan (PK) dengan Skema Pemadanan dan Matching Fund, pada Kamis (17/11).
“Tidak hanya industri-industri besar, tambah Kiki, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pun turut mengambil bagian dari kolaborasi tersebut,” lanjut Kiki.
Oleh karena itu, Kiki menjelaskan, pemerintah akan terus berkomitmen mengembangkan ekosistem pendidikan vokasi, salah satunya melalui program SMK PK Skema Pemadanan dan Matching Fund.
“Ini akan terus kita lakukan guna mengolaborasikan sektor pendidikan dengan industri agar dapat menghasilkan SDM yang unggul, tangguh, dan relevan dengan kebutuhan industri,” ungkap Kikir
Hal ini telah sejalan dengan instruksi Presiden yang dituangkan dalam Peraturan Presiden tentang Implementasi Pendidikan Vokasi.
Baca Juga: Kemendikbudristek Apresiasi Kerja Sama IISMAVO Edisi Vokasi dengan Universitas Coventry
“Pendidikan vokasi menjadi salah satu fokus pemerintah dalam menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Untuk itu, Presiden menaruh harapan besar untuk kemajuan pendidikan vokasi,” tutur Kiki.
Implementasi SMK PK Skema Pemadanan