Sonora.ID - Gempa bumi merupakan salah satu kejadian alam yang lumrah terjadi. Namun ternyata ini arti gempa bumi menurut Primbon Jawa.
Dalam masyarakat Jawa, dikenal istilah primbon. Primbon merupakan kitab warisan leluhur Jawa yang dijadikan pedoman dalam bersikap dan berperilaku agar selamat dan sejahtera dalam menjalani kehidupan.
Primbon Jawa biasanya berisi perhitungan, perkiraan, peramalan nasib, peramalan watak manusia, bahkan hingga firasat atau pertanda dari alam.
Salah satu yang juga dijelaskan dalam Primbon Jawa adalah gempa bumi atau dalam bahasa Jawa disebut lindu.
Gempa bumi pada waktu-waktu tertentu memiliki makna khusus yang perlu diperhatikan.
Berikut ulasan selengkapnya seperti dikutip dari Intisari Grid.
Arti Gempa Bumi Menurut Primbon JawaSesuai Bulan Terjadinya
Dalam kitab Primbon Betaljemur Adammakna dijelaskan arti dan firasat gempa bumi menurut bulan dalam kalender Jawa.
Adapun firasat ini berbeda apabila gempa terjadi di siang atau malam hari.
Arti Gempa Bumi di Siang Hari Menurut Primbon Jawa
Menurut bulan:
Sura: akan terjadi masa-masa susah karena banyak penyakit yang mewabah.
Safar: banyak orang akan pindah tempat untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik
Rabiul Awal: pertanda buruk. Gempa yang terjadi pada waktu ini bisa menyebabkan ketidaktentraman, banyak fitnah, dan banyak orang ingin menang sendiri. Masyarakat Jawa diminta berhati-hati jika terjadi gempa di waktu ini.
Rabiul Akhir: pertanda buruk akan banyak orang saling bertikai, hingga menimbulkan banyak korban.
Jumadil Awal: pertanda buruk akan terjadi. Akan terjadi kejahatan di mana-mana.
Jumadil Akhir: arti gempa bumu menurut primbon Jawa pada bulan ini adalah terjadinya kemarau yang menyebabkan gagal panen. Atau bisa jadi tanda kian banyaknya kejahatan di dunia ini.
Rajab: peringatan dan pertanda buruk untuk orang yang beternak. Hewan ternak lebih mudah terserang penyakit hingga menyebabkan terjadinya kerugian.
Ruwah: peringatan akan terjadinya wabah penyakit yang mengganas. Bisa juga akan terjadi kenaikan harga kebutuhan sehari-hari
Puasa: pertanda akan terjadi banyak perselisihan antar keluarga ataupun orang-orang di lingkingan sekitar
Syawal: banyak orang akan merasakan hidup prihatin. Masyarakat Jawa disarankan mendekatkan diri pada Tuhan.
Zulkaidah: pertanda orang lalai terhadap kewajiban mereka pada orangtuanya. Hal tersebut juga menandakan bahwa banyak terjadi perselisihan di tingkat pejabat tinggi.
Besar: akan datang wabah penyakit. Untuk itu, harus menjaga kebersihan dan kondisi tubuh agar tetap prima.
Arti Gempa Bumi di Malam Hari Menurut Primbon Jawa
Menurut bulan:
Sura: diperkirakan akan terjadi kelangkaan kebutuhan, termasuk bahan makanan sehari-hari. Kalaupun pasokan ada, harganya melambung tinggi.
Safar: pertanda baik. Akan terjadi kemakmuran dan kecukupan. Hewan ternak tumbuh dengan sehat karena pakan ternak yang melimpah
Rabiul Awal: pertanda datangnya musim hujan dan angin kencang. Namun waspada bisa terjadi banjir.
Rabiul Akhir: pertanda kemakmuran dan kebahagiaan. Namun waspada bisa terjadi hujan badai
Jumadil Awal: pertanda akan terjadi kesulitan ekonomi. Banyak panen yang gagal.
Jumadil Akhir: pertanda baik sebab kehidupan akan tenteram dan damai, serta tidak ada perselisihan.
Rajab: pertanda akan terjadi banyak keburukan dan kejahatan
Ruwah: pertanda kemakmuran karena harga kebutuhan pokok murah. Banyak orang dilimpahi kecukupan rezeki
Puasa: pertanda akan banyak orang berpindah ke tempat lain karena alasan tertentu. Salah satunya untuk mencari peluang dan penghidupan yang lebih baik.
Syawal: pertanda akan banyak perselisihan dan banyak orang membangkang.
Zulkaidah: pertanda banyak orang meninggal dan banyak orang yang berpindah tempat.
Besar: pertanda akan datangnya kebahagiaan dan kemakmuran. Jika terjadi hujan maka hujan tersebut akan bermanfaat untuk pertanian sehingga panen pun berlimpah.
Demikian ulasan mengenai arti gempa bumi menurut Primbon Jawa.
Informasi yang diulas di atas hanyalah berupa ramalan dan bukan sesuatu yang mutlak. Setiap orang berhak untuk percaya atau tidak dengan apa yang tertulis dalam kitab primbon Jawa.