"Tetapi yang paling penting adalah pembangunan rumah-rumah yang terkena gempa bumi ini diwajibkan untuk memakai standar-standar bangunan yang anti gempa oleh Menteri PUPR. Karena tadi disampaikan oleh BMKG bahwa gempa ini adalah gempa 20 tahunan, sehingga pembangunan rumahnya kita arahkan untuk rumah yang anti gempa," ucapnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas bersama jajarannya di lokasi pengungsian korban gempa Cianjur di Taman Prawatasari, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Dalam rapat yang digelar secara mendadak tersebut, Kepala Negara kembali memberikam instruksi kepada jajarannya, yaitu untuk segera membuka daerah terisolasi.
"Ada beberapa daerah yang masih terisolasi, kami berusaha buka," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dalam diskusi rapat tersebut.
"Dahulukan, kalau perlu pakai heli, pakai heli. Kalau tidak bisa pakai darat, pakai heli," ujar Presiden Jokowi.
Kemudian setelah keadaan aman dan tenang nantinya, Presiden juga menginstruksikan agar jajarannya segera memperbaiki infrastruktur fasilitas umum maupun rumah warga yang terdampak gempa.
"Kemudian kalau sudah tenang, reda, langsung dimulai saja (perbaikan infrastruktur)," titahnya.
Berkaitan dengan pasien di rumah sakit, Presiden Jokowi meminta agar dibangun juga tenda perawatan darurat, supaya bisa menampung para korban gempa.
"Kalau untuk darurat, tendanya ditambah saja," pungkasnya.
Baca Juga: Cianjur Gempa Hebat, Anak Indigo Ini Pernah Peringati Gempa & Tsunami di Jawa dan Sumatera
Hal tersebut juga disambut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang ikut dalam rapat tersebut. Emil (sapaan Ridwan Kamil) memastikan rumah sakit darurat juga tengah dibuat, mengungat banyak pasien pasca gempa yang mau khawatir apabila harus dirawat di gedung.
"Kita bikin rumah sakit darurat Pak, angkatan darat, di halaman pendopo. Masih banyak yang khawatir dirawat di gedung," ungkap Ridwan Kamil.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.