Di motori pegiat literasi dan industri kreatif Benny Arnas, Lubuk Linggau kini menjelma menjadi sarang pelaku kreatifitas karena nyata di dukung oleh pemerintah daerah. Bahkan, Pemda Lubuk Linggau memproyeksikan kegiatan kreatif tersebut bagian dari agenda setingkat provinsi.
“Mereka (Gen Z) mampu beradaptasi dengan berbagai inovasi yang lahir di era Revolusi Industri 4.0. Mereka tidak diperbudak teknologi digital, tapi justru memanfaatkannya dengan baik,” imbuh Arnas.
Sama halnya dengan Lubuk Linggau, di Sulawesi Selatan kini mulai melirik potensi Gen Z. Tokoh Literasi Sulsel Bachtiar Adnan Kusuma 46,5% anak muda dari total populasi penduduk Sulsel akan menjadi pasar yang menarik.
“Generasi Z bercirikan memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas dan beraktivitas melalui pendekatan digitalisasi. Namun, mereka juga perlu diajak untuk membiasakan berbudaya baca agar tidak mudah terjerat dalam informasi kosong,” ujar Adnan Kusuma.
Sedangkan Duta Baca Indonesa (DBI) Gol A Gong tidak ketinggalan untuk mengomentari kaitan Gen Z dengan Literasi Digital. Mereka acap dikenal sebagai generasi ambisius, egosentris, terburu-buru. Padahal mereka hanya perlu saluran untuk mewadahi kreatifitasnya.
“Maka, kunci utama ada di perpustakaan dan pengelola perpustakaan untuk meng-upgrade dirinya agar bisa berkolaborasi dengan para kreator,” pungkas Gol A Gong.