ويشترط لفرض الصوم من رمضان أو غيره كقضاء أو نذر التبييت وهو إيقاع النية ليلا لقوله صلى الله عليه وسلم: من لم يبيت النية قبل الفجر فلا صيام له. ولا بد من التبييت لكل يوم لظاهر الخبر.
Artinya, “Disyaratkan memasang niat di malam hari bagi puasa wajib seperti puasa Ramadhan, puasa qadha, atau puasa nadzar. Syarat ini berdasar pada hadits Rasulullah SAW, ‘Siapa yang tidak memalamkan niat sebelum fajar, maka tiada puasa baginya.’ Karenanya, tidak ada jalan lain kecuali berniat puasa setiap hari berdasar pada redaksi zahir hadits,”.
Adapun lafal bacaan niat puasa ganti Ramadhan karena haid yaitu:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin 'an qadhaa'I fardhi syahri Ramadhaana lillâhi ta'aalaa
Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."
Bagaimana Jika Menunda Ganti Puasa Hingga Ramadhan Berikutnya?
Dikutip dari laman NU Online, dijelaskan bahwa orang yang menunda-nunda untuk mengganti puasa Ramadhan (padahal ia mampu dan bisa) sampai datang Ramadhan berikutnya, maka ia berdosa dan diwajibkan membayar fidyah.
Adapun fidyah yang dibayarkan yaitu sebesar satu mud makanan pokok untuk per hari puasa yang ditinggalkan.
Kewajiban membayar fidyah dilakukan sebagai balasan atas keterlambatan mengganti puasa Ramadhan yang dilakukannya.
Adapun untuk orang yang punya udzur seperti sakit atau dalam perjalanan hingga berlanjut di bulan Ramadhan berikutnya, maka tidak ada kewajiban membayar fidyah. Ia hanya diwajibkan mengganti puasa Ramadhan.
Demikian ulasan mengenai bacaan niat puasa ganti Ramadhan karena haid lengkap dengan penjelasan apabla menunda menggantinya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.