Namun Nabi Yusuf AS justru dituduh melakukan perbuatan mesum tersebut. Nabi Yusuf AS menolah tuduhan tersebut, yang bisa dilihat dalam surat Yusuf ayat 33,
قَالَ رَبِّ ٱلسِّجْنُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا يَدْعُونَنِىٓ إِلَيْهِ ۖ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّى كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ ٱلْجَٰهِلِينَ
Arab latin: Qāla rabbis-sijnu aḥabbu ilayya mimmā yad'ụnanī ilaīh, wa illā taṣrif 'annī kaidahunna aṣbu ilaihinna wa akum minal-jāhilīn
Baca Juga: Apa Perbedaan Nabi dan Rasul? Simak Penjelasan Lengkapnya di Sini!
Artinya: Yusuf berkata, "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh."
Nabi Yusuf AS yang sudah melakukan mujahadah an nafs, tetap dijebloskan penguasa saat itu ke penjara. Di penjara ujian terhadap pengendalian diri belum berhenti.
Meski berkali-kali mendapatkan cobaan namun Nabi Yusuf AS tetap bertahan dan atas izin Allah SWT dirinya dipertemukan kembali dengan sang ayah dan saudaranya.
Meski saudara-saudaranya bersalah namun Nabi Yusuf memaafkan dan tidak membalas perlakuan buruk saudara-saudaranya.
Dalam hal ini contoh perilaku mujahadah an nafs adalah
1. Tidak tergoda nafsu birahi
2. Tidak melakukan pembalasan dendam meski bisa
Baca Juga: Doa Nabi Khidir untuk Mengabulkan Segala Hajat, Amalkan Rutin!