Di Jembrana, jumlah ODHA ada 768 orang dalam kurun waktu 8 tahun terakhir. Setiap bulannya, tercatat ada 7-10 kasus. Namun, dari jumlah tersebut hanya separuhnya yang menjalani pengobatan aktif. Mereka dominan berusia produktif bahkan ada juga yang tertular dari orangtuanya.
Menurut data yang berhasil diperoleh, dari total jumlah penderita, hanya 449 orang yang masih aktif mengkonsumsi ARV. Bahkan, dari jumlah itu tercatat 28 anak dan 10 ibu hamil terkonfirmasi positif. Sisanya, ada yang menolak didata, pindah, rujukan ke daerah lain, hingga meninggal dunia.
Case Manager Klinik VCT RSU Negara, dr Ni Putu Sri Wardani menjelaskan, rata-rata temuan kasus setiap bulannya di angka 7-10 orang. Namun, khusus untuk November 2022 ada penambahan 15 orang. Bahkan, ada 2 anak dan 3 ibu hamil terkonfirmasi positif.
Jika secara total, sejak Januari-November tercatat ada 78 orang.
"Jika keseluruhan hampir mencapai 800 orang pasien ODHA lebih di Jembrana. Rata-rata temuan tiap bulannya 7-10 orang. Tapi di November ini ada 15 orang. Itu setiap akhir tahun selalu meningkat," jelas dr Sri Wardani saat memberikan keterangan usai acara peringatan Hari AIDS di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kamis.
Ia menyebutkan, dari total pasien ODHA, hanya separuhnya atau sekitar 400-an orang yang menjalani pengobatan aktif. Penyebabnya banyak faktor, seperti memang belum mau berobat, pindah wilayah berobat, hingga ada yang sudah meninggal dunia.
Baca Juga: Peran Genre dalam Mencegah HIV / AIDS di Kota Palembang
Case Manager Klinik VCT RSU Negara, dr Ni Putu Sri Wardani menjelaskan, rata-rata temuan kasus setiap bulannya di angka 7-10 orang. Namun, khusus untuk November 2022 ada penambahan 15 orang. Bahkan, ada 2 anak dan 3 ibu hamil terkonfirmasi positif. Jika secara total, sejak Januari-November tercatat ada 78 orang.
Di Denpasar, perwakilan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) setempat, Yanthi mengatakan, KPA Denpasar mencatat tahun ini di layanan kesehatan menangani 14.500 kasus HIV/AIDS yang didominasi kasus usia produktif usia 15-59 tahun dengan persentase 95 persen.
“Untuk faktor risiko heteroseksual 72 persen, homoseksual 19 persen, narkoba suntik 4 persen dan ibu ke anak juga cukup tinggi, lelaki seks dengan lelaki juga meningkat cukup signifikan,” ujar dia.