"Meningkatnya harga komoditas sawit dan harapannya sekali lagi NTP itu bisa terjaga untuk kesejahteraan,” ucapnya.
Wahyu menuturkan Ekspor dan Impor walaupun bulan sebelumnya mengalami penurunan di tahun 2022, tapi kinerja ekspor mengalami peningkatan.
“Komoditas ekspor kita yang tertinggi adalah industri pengolahan yaitu CPO, jadi sejalan dengan sawit yang harganya tinggi diolah menjadi CPO dan ekspornya juga cukup bagus,” jelasnya.
Sedangkan sektor pariwisata, Tempat Penghunian Kamar (TPK) melonjak naik pada level 50 persen. Artinya, pihak hotel punya kinerja yang baik. Seratus kamar yang dijual, setengahnya laku.
“Saya pernah diskusi dengan pihak hotel di angka 50 persen pun sudah untung, apalagi di atasnya. Ada beberapa event beberapa bulan ini di Kalbar. Untuk angkutan udara juga banyak pulang pergi sehingga memicu beberapa sektor penghunian kamar,” terangnya.
Baca Juga: Serahkan Sertifikat Tanah ke Masyarakat Kalbar, Sutarmidji: Gunakan untuk Hal yang Produktif
Wahyu mengatakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menjadi konsen Gubernur Kalbar. Agar peningkatan IPM Kalbar secara umum, dirinya meminta baik dari sisi komponen dan wilayah harus bergerak bersama.
Kota Pontianak menjadi yang tertinggi, sebesar 80 lebih. Sedangkan terkecil di Kabupaten Kayong Utara.
“Harusnya ada perhatian khusus untuk beberapa wilayah meningkatkan angka IPM kita, ada tiga komponen. Pertama angka harapan hidup biasanya itu fasilitas kesehatan dan tenaga Kesehatan. Kemudian pendidikan rata-rata lama sekolah 25 tahun memang kita relatif masih rendah,” bebernya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.