Denpasar, Sonora.ID - Gunung Semeru atau Gunung Meru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl), erupsi yang disertai awan panas guguran pada Minggu (4/12/2022) pukul 02.46 WIB, dengan tinggi kolom erupsi mencapai 1.500 meter diatas puncak.
Dampak dari erupsi tersebut mengakibatkan status Volcano Observatory Notice for Aviation atau VONA disekitar Gunung Semeru menjadi merah.
Status warna merah tersebut berbahaya dilintasi oleh pesawat disekitar Gunung Semeru. Namun VONA merah Gunung Semeru tersebut tidak berdampak terhadap penerbangan rute dari dan menuju Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali.
General Manager Angkasa Pura I Bandara I Gusti Ngurah Rai - Bali, Handy Heryudhitiawan mengatakan bahwa berdasarkan pantauan operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali sampai dengan saat ini, operasional tetap berjalan dengan normal.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia, bahwa penerbangan berjalan dengan normal.
Baca Juga: Se-Tanah Air Wajib Waspada! Anak Indigo InI Ramal 3 Gunung Meletus, Semeru Kemarin Cuma Alarm Doang
“Sampai dengan saat ini, tidak ada dampak erupsi Gunung Semeru terhadap penerbangan dan operasional di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali," ujar Handy.
Dari informasi resmi Kementerian ESDM disebutkan bahwa sumber awan panas guguran berasal dari tumpukan material di ujung lidah lava, yang berada sekitar 800 meter dari puncak (Kawah Jonggring Seloko).
Awan panas guguran tersebut berlangsung menerus dan hingga pukul 06.00 WIB jarak luncur telah mencapai 7 km dari puncak ke arah Besuk Kobokan. Aktivitas kegempaan pada tanggal 4 Desember 2022 pukul 00.00 - 06.00 WIB terekam 8 kali Gempa Letusan, 1 Gempa Awan Panas Guguran yang masih berlangsung hingga pukul 06.00 WIB.
Hal ini menunjukkan aktivitas erupsi dan awan panas guguran di Gunung Semeru masih sangat tinggi.
Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang cukup tinggi di Gunung Semeru. Pemantauan deformasi masih menunjukkan terjadinya inflasi (peningkatan tekanan) yang menunjukkan masih terjadinya proses suplai magma ke dalam kantong magma maupun ke permukaan.
Baca Juga: Sebanyak 1.979 Jiwa Mengungsi Setelah APG dan Peningkatan Aktivitas Vulkanik Gunungapi Semeru
Pemantauan area panas (hotspot) menunjukkan peningkatan adanya anomali thermal menjadi 15 Mw di sekitar area kawah yang mengindikasikan masih adanya tumpukan material panas pada kawah Gunung Semeru.
Mengingat aktivitas Gunung Semeru masih tinggi dan serta masih berpotensi terjadinya awan panas guguran serta aliran lava maka Badan Geologi menyatakan Tingkat Aktivitas Gunung Semeru masih berada pada Level Awas.
Status Semeru dinaikkan awas dilakukan Minggu (4/12/2022) sekitar pukul 12.00 WIB. Dikarenakan Gunung Semeru erupsi meluncurkan awan panas sejauh 1.500 meter dari puncak.