Banjarmasin, Sonora.ID - "Ikat pinggang" bakal kembali dieratkan oleh jajaran Satpol PP Banjarmasin, jelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Jajaran penegak Peraturan Daerah (Perda) itu, akan mewaspadai potensi keramaian di sejumlah objek vital.
Bukan tanpa sebab, pada momen-momen tersebut kerap dijadikan sebagian kelompok masyarakat kumpul-kumpul.
Kegiatan-kegiatan seperti itu sendiri sangat rawan menimbulkan terjadinya tindak kriminal. Terlebih di malam hari.
"Biasanya kita menggandeng TNI-Polri. Maka dari itu akan ada rapat terlebih dulu," ucap Hendra, Kabid Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat Satpol PP Banjarmasin, saat dihubungi Smart FM, Senin (12/12).
Menurutnya, ada beberapa lokasi yang kerap menjadi perhatian khusus pada momen Nataru seperti di kawasan eks roberta, Kampung Ketupat dan Pasar Kupu-Kupu.
Baca Juga: PLN Siagakan Personel dan Sistem Kelistrikan Nasional, Jelang Nataru 2022
"Lokasi ini sering dijadikan anak-anak punk berkumpul. Makanya perlu kita lakukan patroli di beberapa objek vital seperti itu," ungkapnya.
Lantas, apakah kegiatan ini juga sekaligus penegakan disiplin protokol kesehatan (prokes)? Mengingat potensi lonjakan kasus Covid-19 pada saat Nataru sangat mungkin terjadinya.
Terkait hal itu, Hendra mengaku belum bisa memastikannya, karena harus menunggu hasil rapat terlebih dulu.
"Kalau saya pribadi arahnya belum kesitu. Sementara masih mengantisipasi perkumpulan massa. Tapi kalau ternyata hasil rapat meminta prokes, akan kita lakukan sekalian," tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, kasus Covid-19 diprediksi akan kembali melonjak menjelang akhir tahun. Menyusul tingginya kasus saat ini / karena mutasi subvarian Omicron dan munculnya beberapa varian baru.
Anggota Tim Pakar Covid-19 dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Syamsul Arifin menilai, lonjakan kasus bisa terjadi apabila aktivitas masyarakat yang cenderung meningkat di akhir tahun, terutama saat libur natal dan tahun baru.
Baca Juga: Kesiapan Bandara SMB II Palembang Mengahadapi Moment Nataru
Selain mobilitas warga yang sudah longgar, tingkat kepatuhan penerapan protokol kesehatan dikalangan masyarakat juga diakui sudah menurun.
"Pemerintah harus kembali memaksimalkan kebijakan 'gas dan rem' guna mengantisipasi lonjakan kasus covid-19 yang signifikan. Begitu juga program vaksinasi haru kembali digencarkan," ujar Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News