Dukungan PFI untuk Percepatan Perkembangan Indonesia

14 Desember 2022 11:45 WIB
Gathering Perhimpunan Filantropi Indonesia diikuti oleh peserta yang berasal dari berbagai lembaga dan organisasi, Selasa (13/12/2022)
Gathering Perhimpunan Filantropi Indonesia diikuti oleh peserta yang berasal dari berbagai lembaga dan organisasi, Selasa (13/12/2022) ( Dok. PFI)

Menurutnya, PFI mewadahi sumber daya yang besar dari anggotanya, yang terdiri dari perusahaan, yayasan, lembaga, CSO, dan individu. 

"Ini sangat potensial untuk merealisasikan terjadinya aksi kolektif kolaborasi untuk mewujudkan keadilan sosial dan pembangunan berkelanjutan," tegas Gusman.

“Klaster Filantropi punya peranan penting dalam mendorong kolaborasi dan ko-kreasi untuk mencapai tujuan bersama dalam percepatan pembangunan berkelanjutan. Setiap anggota bebas memilih klaster sesuai dengan prioritas organisasi masing-masing,” imbuhnya.

Baca Juga: Komentar Pengamat Terkait Fenomena Bom Bunuh Diri yang Terjadi di Bandung

Gusman menjelaskan, sektor filantropi menjadi salah satu kunci dalam pencapaian SDGs karena kegiatan dan inisiatif penggiat filantropi punya andil memecahkan masalah sosial. Semangat gotong royong akan ko-kreasi dan kolaborasi menjadi salah satu agenda prioritas. 

“Kolaborasi aksi kolektif untuk pencapaian SDGs itu akan dijalankan melalui Filantropi Hub yang terdiri dari Philantropi Learning Center, Research Advocation and Publication Center, SDGs Center, dan Campaign and Communication Center,” jelas Gusman.

Di acara yang sama, Manager Pilar Pembangunan Ekonomi Sekretariat Nasional SDGs, Setyo Budiantoro mengatakan, di Indonesia banyak pihak yang punya kehendak baik untuk ambil bagian dalam penanganan masalah sosial. 

"Mereka perlu inspirasi, berupa kisah sukses yang pernah dilakukan dalam penuntasan problem yang dihadapi masyarakat," kata Setyo.

Ia mencontohkan, pemberdayaan petani di sebuah desa di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Desa tersebut adalah salah satu dari 10 daerah terkering di Indonesia. Tingkat kemiskinan dan jumlah anak stunting di desa tersebut tinggi.

Menurut Setyo, permasalahan warga desa itu akhirnya terpecahkan dengan diberlakukannya pertanian terpadu yang melibatkan multipihak antara lain kelompok tani, pemerintah daerah, pihak swasta, perbankan, lembaga sosial (yayasan) dan perguruan tinggi. 

Setyo optimis SDGs akan tercapai pada tahun 2030 dengan syarat semua pihak terlibat dan berkolaborasi. 

Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm