Banjarbaru, Sonora.ID – Produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Banjarbaru yang berhasil merambah pasar internasional kini bertambah
Setelah sebelumnya ada Kain Sasirangan Bordir, kini kerajinan rajut asal kota pelajar juga berhasil melenggang ke pasar global.
Berbagai kreasi kerajinan mulai dari tas rajut, tempat tisu, pakaian rajut, sandal hingga sepatu rajut, kini mulai mewarnai persaingan di pasar internasional.
Hariana, salah seorang perajin rajut asal Kota Banjarbaru sudah menekuni kreasi kerajinan rajut sekitar sepuluh tahun lalu.
Pada awalnya, ia mengaku membeli kerajinan rajut dari tetangganya yang ia nilai harganya cukup mahal. Atas dasar itu lah, ia mulai belajar sendiri membikin kerajinan rajut hingga akhirnya mampu memproduksi dengan jumlah banyak.
“Pada awalnya saya beli dulu sama tetangga, tapi harganya tinggi lalu saya putuskan untuk belajar sendiri,” cerita Hariana kepada Motion Radio Banjarbaru belum lama ini.
Baca Juga: Gunakan Media Sosial, Omzet Pengrajin Purun di Banjarbaru Naik 50%
Setelah sekian lama menggeluti kerajinan rajut dan produknya mulai dikenal luas, Hariana mendapat tawaran mengikuti pameran di Singapura.
Kala itu, salah seorang pejabat di Dinas Koperasi dan UKM Banjarbaru memberi tantangan kepada Hariana untuk membuat kerajinan rajut tertentu yang akan dibawa Ketua Dekranasda Kota Banjarbaru, Vivi Mar’I Zubedi ke Singapura.
“Ada ibu pejabat yang menawari produk saya ikut pameran di Singapura,” ujarnya lagi.
Setelah dari Singapura, produk rajut Hariana dibawa lagi ke Paris dan New York oleh Dekranasda Kota Banjarbaru.
“Setelah Singapura lanjut lagi ke Paris dan New York,” imbuhnya.
Setelah ikut beberapa kali pameran di luar negeri, Hariana mengaku semakin banyak mendapat pesanan kerajinan rajut
“Kita langsung mendapat pesanan 66 buah,” beber Hariana.
Terkait harga, lanjut Hariana tergantung tingkat kesulitan saat proses perajutan, mulai puluhan ribu hingga jutaan rupiah.
“Dompet ada Rp 35 ribu, kalau sepatu rajut bisa Rp 900 ribu,” paparnya lagi.
Dalam memenuhi permintaan pasar, Hariana mengaku terkendala minimnya jumlah pengrajin yang bisa diajak kerjasama.
“Kendala pengrajin kurang pas pesanan banyak tidak bisa cepat,” pungkasnya. (adv)
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News