Pengamat Ekonomi Sumsel Beberkan Catatan Perekonomian Indonesia 2022

16 Desember 2022 10:45 WIB
Ilustrasi ekonomi
Ilustrasi ekonomi ( Tribunnews)

Palembang, Sonora.ID– Tahun 2022 hampir berakhir, apa saja catatan ekonomi Indonesia tahun 2022 ?

Idham Cholid, S.E, M.E, Pengamat Ekonomi Sumsel kepada Sonora FM Palembang (13/12/2022) mengatakan bahwa yang terjadi di tahun 2022 diluar ekspektasi, tadinya ingin ekonomi sudah berkembang tapi tidak sesuai yang diharapkan.

Asumsi ekonomi makro yang dilakukan pemerintah seperti inflasi terkendali dibawah 5%, tingkat pengangguran menurun, nilai tukar rupiah dibawah 14.500.

Banyak faktor bukan hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri, berdampak secara signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

“Overall masih on the track tapi tidak sesuai dengan harapan misal pertumbuhan hingga kuartal ke-3 2022 masih baik dibanding kuartal ke-2 sebesar 5,72,  pertumbuhan PDB kita tetap. Selalu ada harapan ditengah krisis, bukan hanya di Indonesia tapi secara global,” ujarnya.

Ia menambahkan di akhir tahun ini ada yang membuat khawatir nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan besar atau start up banyak yang mem-PHK karyawannya yang berdampak pada pengangguran dan aktifitas ekonomi lainnya.

Baca Juga: The Sunrise of Java, Tinjauan BI Jatim Pulihkan Pariwisata dan Ekonomi Nasional

Banyak pengamat yang mengatakan agar kita membuat persiapan-persiapan yang akan terjadi di tahun 2023.

Upaya pemulihan ekonomi, pengelolaan subsidi, distribusi subsidi harus digunakan dengan metode yang menekan kebocoran.

Harus ada kajian subsidi langsung terhadap masyarakat miskin apakah efektif atau tidak, apabila kajian itu baik maka boleh dilanjutkan.

Masyarakat sebaiknya juga mulai berinvestasi agar saat terjadi resesi nilai uang tidak semakin tergerus. Investasi harus terukur dan tidak ikut-ikutan.

Menjaga pola konsumsi serta dapat membedakan mana keinginan mana kebutuhan.

Investasi bisa dilakukan di pasar modal, pasar modal kita terbaik di dunia. Investasi juga bisa dalam bentuk emas tapi dalam bentuk logam mulia karena dalam bentuk perhiasan ada biya yang harus dikeluarkan saat menjual.

Pergerakan harga emas cenderung naik paling tidak mengikuti besaran inflasi.

“Tahun 2023 pemerintah optimis pada pendapatan negara dari sisi perpajakan. Kegiatan ekonomi akan lebih baik, nilai tukar melihat asumsi APBN 2023 sebesar 15.800, pertumbuhan ekonomi 5,3%, pengangguran bisa berkurang. Yang perlu diwaspadai apa yang terjadi diluar negeri karena ada efeknya, mengatur pola konsumsi, investasi dan tidak panik. Mudah-mudahan ekonomi 2023 lebih baik dan lebih tumbuh,” tutupnya.

Baca berita update lainnya dari Sonroa.ID di Google News

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm