Sonora.ID - Seperti yang kita ketahui bersama bahwa umat Kristiani selalu merayakan Hari Natal setiap tanggal 25 Desember.
Jelang hari perayaan agama umat Kristiani tersebut banyak orang yang berbondong-bondong untuk mengucapkan Selamat Hari Natal kepada teman maupun kerabat yang merayakannya.
Namun, apakah umat Muslim diperbolehkan untuk mengucapkan selamat hari perayaan agama selain Islam seperti dalam hal perayaan Natal ini?
Terkait dengan hukum mengucapkan Selamat Hari Natal dalam agama Islam ini ulama ternama Buya Yahya pun telah memberikan penjelasannya seperti yang dilansir dari laman Tribunnews.
Baca Juga: Hukum Merayakan Hari Ibu dalam Islam, Begini Jawabannya Kata Buya Yahya
Dalam unggahan Instagram pribadinya, Buya Yahya menjelaskan bahwa mengucapkan Selamat Natal dalam agama Islam merupakan suatu tindakan yang diharamkan.
Mengapa? Hal ini karena dengan mengucapkan kalimat tersebut secara tidak langsung umat Muslim mengakui Nabi Isa sebagai Tuhan.
Padahal seperti yang kita yakini bahwa hanyalah Allah SWT sebagai Tuhan yang Maha Esa.
“Qul huwallāhu aḥad(un). Allāhuṣ-ṣamad(u). Lam yalid wa lam yūlad. Wa lam yakul lahū kufuwan aḥad(un).”
Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.” (Surah Al Ikhlas Ayat 1-4).
Buya Yahya menjelaskan bahwa di dalam ajaran Islam tidak ada kewajiban untuk umat Muslim mengucapkan perayaan tersebut untuk umat Kristiani dan begitu pun sebaliknya.
Buya Yahya juga menegaskan bahwa dalam Islam tidak mengenal toleransi. Islam hanya mengenal adanya kewajiban.
Terkait dengan kewajiban ini Buya Yahya menjelaskan dengan perumpamaan sebagai berikut, “Misalnya tetangga sakit, kita wajib mengunjungi dan wajib ngasih, tetangga kita yang Nasrani sakit, wajib kita kasih makan. Tetangga Nasrani lapar, wajib ngasih makan, itu kewajiban, jadi yang ada di dalam Islam lebih tinggi dari toleransi.”
Jika kita menggunakan istilah toleransi antarumat beragama dalam Islam, maka yang dimaksud dengan toleransi adalah dengan tidak memaksakan orang lain untuk mengikuti kehendak, kepercayaannya.
Misalnya, ketika umat Muslim tengah merayakan Hari Raya Idulfitri, maka kita dilarang untuk memaksa umat agama lainnya mengucapkan Selamat Hari Raya Idulfitri atau memaksanya memberikan bingkisan.
Begitupun sebaliknya, umat agama lain tidak boleh memaksa umat Muslim untuk turut merayakan hari keagamaannya.
“Jangan salah memahami makna toleransi. Kemudian kita harus tahu maknanya, apa sih makna dari mengucapkan selamat natal, selamat natal adalah selamat atas kelahiran Yesus, yang dianggap Tuhan oleh dia,” tegas Buya Yahya.
Baca Juga: Contoh Bacaan Mad Thobi’i dalam Al-Qur’an Lengkap dengan Penjelasannya
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
View this post on Instagram