7 Contoh Khotbah Tema Natal sebagai Renungan Umat Kristen, Simak!

23 Desember 2022 10:00 WIB
Ilustrasi Contoh Khotbah Tema Natal
Ilustrasi Contoh Khotbah Tema Natal ( Freepik.com)

Sonora.ID - Natal adalah hari raya umat Kristen sebagai momen peringatan atas lahirnya Sang Juru Selamat, Tuhan Yesus Kristus, sehingga Natal identik dengan membawa damai dan sukacita kepada semua yang merayakannya.

Hari Natal biasanya dirayakan dengan beribadah bersama dengan keluarga, sahabat, dan orang-orang terkasih di gereja.

Ada beberapa pesan yang bisa diangkat dalam momen ini sebagai renungan bagi umat Kristen.

Berikut ini adalah 7 contoh khotbah tema Natal.

1. Jadi Anak Terang

Perayaan Natal yang kita lakukan, tentu bukan hanya berarti seremonial atau perayaan apalagi hanya pesta saja, tetapi harus memperkuat komitmen kita untuk hidup sesuai kehendak Tuhan.

Dan melalui pembacaan ini, kita mendapatkan pesan hal-hal penting untuk kita waspadai, sadari dan tindak lanjuti dalam hidup, kerja dan karya kita selanjutnya.

Pertama, kita hidup dalam waktu yang terus bergulir untuk sampai pada masa kesudahannya. Itu berarti kita hidup di dalam dunia ini hanya sementara.

Hal ini terlihat dari apa yang dikatakan Paulus, bahwa  jemaat Tesalonika telah tahu tentang  zaman dan masa itu, sehingga tidak perlu dituliskan pada mereka.

Hari Tuhan yang telah mereka tahu itu, dipahami akan datang seperti pencuri. Oleh sebab itu, mereka harus waspada tentang hal ini. Tidak boleh terpengaruh dengan perkataan orang yang mengatakan semuanya damai dan aman.

Mereka akan ditimpa kebinasaan, seperti  seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin dan mereka pasti tidak akan terluput.

Mengantisipasi hari Tuhan yang bisa datang dengan tiba-tiba seperti pencuri, mereka harus hidup sebagai anak-anak terang dan bukan hidup dalam kegelapan.

Sebagai orang Kristen yang berada di zaman post modern ini, kewaspadaan diri terhadap berbagai tantangan, masalah termasuk godaan zaman, harus menjadi gaya hidup kita. Jangan lupa bahwa kita hidup dalam dunia ini hanya sementara.

Dan suatu saat ketika Tuhan datang kembali, kita akan mempertanggung jawabkan apa yang telah kita perbuat.

Dunia dengan segala kemegahannya hanya bersifat semu dan akan berlalu. Harta dunia seperti rumah, kebun, mobil dan semua yang bersifat bendawi akan lenyap.

Apakah kita ingin lenyap bersama dunia ini? tentu saja tidak.

Oleh sebab itu mari kita berjaga-jaga menjelang kedatangan Tuhan kembali ke dalam dunia seperti peringatan Yesus dalam  Matius 24:42; 25:13.

Berjaga-jaga (Yun. –gregoreo-) berarti "tetap sadar dan waspada". Artinya bersiap secara rohani supaya luput dari murka pada hari itu.

Selanjutnya dari bagian Alkitab ini kita diajak untuk memahami pentingnya kesadaran bahwa orang percaya adalah anak-anak terang dan anak-anak siang.

Inilah jati diri orang percaya. Jati diri gereja Tuhan. Berbeda dengan orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Paulus dengan tegas mengatakan, "kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan."

Dalam Alkitab, terang melukiskan Allah atau Firman Allah ( Yoh. 1: 3-4; 1 Yoh.1:5).

Para pengikut Yesus disebut anak-anak terang.

Dengan demikian, menjadi anak-anak terang berarti hidup sesuai kehendak Tuhan yang berbeda dengan orang yang hidup dalam kegelapan yang secara rohani dan moral hidup tidak percaya kepada Tuhan sehingga melakukan apa yang jahat di mata Tuhan.

Dengan demikian mari kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita adalah anak-anak terang dan bukan anak-anak kegelapan.

Bukan hanya berbicara tentang keadaan tidak mabuk seperti yang biasa dilakukan anak-anak kegelapan pada malam hari, melainkan lebih banyak tentang mendisiplinkan seluruh kehidupan kita secara ketat supaya tidak melakukan apa yang disebut dosa.

Kalau hanya ini yang kita lakukan, maka kita akan menjadi pribadi atau gereja yang eksklusif (bersifat mengurus diri sendiri, terpisah dan tidak peduli dengan realita kehidupan orang lain).

Oleh sebab itu, sebagai anak-anak terang, kita harus menjadi terang dan mau menerangi orang lain yang hidup dalam kegelapan.

Kegelapan dan malam menunjuk pada tempat-tempat di mana ada sakit dan penderitaan atau kebodohan dan mereka yang tidak melakukan kehendak Allah.

Baca Juga: 12 Rekomendasi Hampers Natal 2022 yang Bermanfaat Untuk Orang Terkasih

2. Yesus memilih orang yang dianggap lemah dan kecil

Sebelum melahirkan mengandung bayi Yesus, Maria hanyalah seorang wanita biasa. Namun, ternyata Tuhan memilih Maria untuk menggenapi rencana-Nya pada umat manusia.

Selain Maria, di Alkitab sebenarnya ada beberapa orang yang “dianggap lemah” tetapi justru dipakai Tuhan.

1. Rahab

Rahab sebenarnya adalah seorang pelacur di Kota Yerikho, kota pertama yang ditaklukkan Bangsa Israel.

Selain memiliki jejak rekam “cacat moral”, Rahab juga bukan perempuan asli Israel. Dalam perjuangan merebut Kota Yerikho, Yosua mengirim dua pengintai ke Yerikho.

Kedua pengintai tersebut disembunyikan Rahab di dalam rumahnya. Tindakan berani ini membuat Rahab masuk dalam deretan nama pahlawan.

Setelah Kota Yerikho benar-benar jatuh ke tangan Israel, hanya Rahab dan keluarganya yang diselamatkan. Kemudian, Rahab menikah dengan Salmon, seorang pria dari suku Yehuda, dan melahirkan Boas.

Boas lalu menikah dengan Rut yang menjadi kakek buyut Raja Daud.

2. Rut

Rut sebenarnya hanya wanita biasa yang percaya pada Tuhan.

Dia merupakan menantu dari seorang wanita bernama Naomi.

Naomi sendiri memiliki dua orang anak, yaitu Mahlon dan Kilyon. Kedua anaknya itu menikah dengan wanita bernama Orpa dan Rut. Setelah 10 tahun hidup bersama, akhirnya Mahlon dan Kilyon meninggal. 

Kemudian Naomi meminta Orpa dan Rut pulang ke rumah orang tuanya. Orpa setuju, namun tidak dengan Rut yang memilih mengikuti mertuanya pulang ke Betlehem.

Di Betlehem, Rut kemudian bertemu dengan Boas. Dari pernikahan Rut dengan Boas, lahirlah Obed, yang kemudian memiliki anak bernama Isai. Isai sendiri adalah ayah dari Daud.

3. Sukacita Natal

Dua ribu tahun yang lalu, Tuhan mengirim hadiah yang dibungkus dengan lampin dan terbaring di palungan. Yesus adalah "hadiah Natal" untuk saya dan saudara sekalian.

Tetapi Anda tidak akan pernah mengalami yang namanya sukacita Natal, sampai Anda secara pribadi menerima pemberian kado dari Tuhan. Jika ada satu kata yang menggambarkan tentang apa itu Natal, itu adalah kata kecil dari "sukacita".

Beberapa dari lagu-lagu pujian favorit kita menyebutkannya: "Sukacita bagi dunia, Tuhan telah datang", "Orang-orang Kristen yang baik, bersukacitalah, dengan hati dan jiwa dan suara", "Bergembiralah semua bangsa bangkit, bergabunglah dengan kemenangan langit, dengan bala tentara malaikat yang menyatakan, 'Kristus lahir di Betlehem'."

Saya bertanya-tanya berapa banyak dari kita yang merasa gembira pagi ini? Tidaklah sulit untuk merasakan sukacita ketika Anda datang ke gereja dan menyanyikan lagu-lagu indah ini.

Tapi tidak selalu mudah untuk merasa bahagia. Sukacita dapat menjadi tantangan bagi gereja. Terkadang yang kita lakukan hanyalah berbicara tentang kewajiban hidup: "Lakukan ini, jangan lakukan itu".

Itu akan membuat Anda menjauhi dari gereja dengan pikiran yang tertekan. Sebagian dari masalah kita adalah bahwa kita salah memahami tentang sukacita.

Kita cenderung menghubungkannya dengan kebahagiaan dan berpikir bahwa kebahagiaan tergantung pada keadaan kita.

Anda tidak dapat bersenang-senang dengan pergi dari satu pesta ke pesta lain atau dengan panik berlomba di pusat perbelanjaan. Faktanya, pergi ke mal sepanjang tahun ini adalah cara terbaik untuk menemukan kegembiraan Anda.

Lantas, dari mana datangnya sukacita Natal? Dengarkan kata-kata Lukas 2:8-10 dan lihat apakah Anda dapat menemukan jawabannya:

Malaikat itu datang dengan, "Kabar baik tentang sukacita besar yang akan terjadi bagi semua orang".

Apakah yang dimaksud dengan, "kabar baik tentang sukacita yang besar?"

Ayat 11 memiliki jawabannya, "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud."

Jika Anda mencari sukacita Natal, saya sarankan Anda dapat menemukan semua yang Anda butuhkan dalam satu ayat ini.

Baca Juga: 5 Lagu Natal Terpopuler Sepanjang Masa yang Membuat Suasana Makin Semarak

4. Makna Kelahiran

Dalam Kitab Perjanjian Lama, sering disebutkan bahwa Tuhan menjanjikan akan turunnya seorang mesias yang menjadi juru selamat.

Dalam Perjanjian Lama, Tuhan berfirman bahwa akan lahir seorang juru selamat dari keturunan Daud.

Dengan begitu, kelahiran Yesus Kristus ke dunia adalah sebagai penggenapan atas nubuat nabi-nabi di Perjanjian Lama. Dalam Kitab Kejadian 12:1-3, Tuhan berjanji kepada Nabi Abrahan, bahwa seluruh bumi akan diberkati dan diselamatkan.

Renungan natal yang selalu diulang adalah mengenai karya penebusan dosa yang dilakukan oleh Yesus. Melalui perayaan Natal, kita diajak untuk bersukacita karena kelahiran Yesus berarti melepaskan umat manusia dari dosa.

Kita harus mengingat bahwa Tuhan rela merendahkan dirinya datang ke dunia sebagai manusia untuk menebus dosa umat manusia.

Renungan khotbah natal yang terakhir adalah mengingatkan bahwa Yesus lahir ke dunia agar manusia dapat beribadah secara baik kepada Tuhan.

Melalui teladan Yesus, kita diajak untuk beribadah dan menyerahkan diri secara total kepada Tuhan.

“Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran,” (Yohanes 4:24).

5. Berserah

Dalam banyak khotbah natal, kita sering diingatkan bagaimana Maria secara tiba-tiba diberi tahu bahwa dia mengandung bayi dari Tuhan. Tidak hanya Maria yang kaget, sang tunangan, Yosef, juga kaget dengan kabar ini.

Stigma hamil di luar nikah tentu dianggap sebagai aib yang memalukan pada masa itu dan terancam hukuman mati.

Lalu bagaimana Maria dan Yosef sanggup menghadapi pergumulan ini?

Saat diberi tahu bahwa dalam perutnya mengandung bayi seorang mesias, Maria tidak diam begitu saja. Kepada Malaikat Gabriel, Maria menanyakan cara untuk menghadapinya.

Dalam Lukas 1 ayat 34-35 disebutkan, “Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”

“Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu, anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut Kudus, Anak Allah,”.

Dalam setiap renungan natal, kita juga diajak untuk rendah diri di hadapan Tuhan.

Meski gundah saat diberi tahu Malaikat Gabriel bahwa dirinya akan mengandung Yesus, Maria dengan rendah hati mengatakan, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu,” (Lukas 1:38).

Dari ayat ini, kita diajarkan bahwa sebagai seorang hamba Tuhan, kita tidak memiliki kuasa apa pun. Namun, seperti yang disampaikan Malaikat Gabriel (Lukas 1:37), bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan.

Baca Juga: 5 Tanaman Hias Pengganti Pohon Natal, Tak Kalah Cantik dengan Pohon Cemara

6. Transformasi Hidup

Natal dipahami sebagai lahirnya Sang Juru Selamat, Tuhan Yesus Kristus di bumi sebagai penggenapan janji Tuhan akan keselamatan.

Dalam Natal, Tuhan memastikan penggenapan janji-Nya membebaskan umat-Nya dari dosa sebagaimana di dalam Matius 1:21 "Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

Dalam hal inilah Tuhan Yesus menyatakan diri sebagai Pembaharu Sejati dan prinsip serupa juga dituliskan kembali di dalam Kisah Para Rasul 4: 12 "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."

Natal sebagai pembawa transformasi juga memastikan bahwa pembaruan "manusia berdosa" hanya dapat dilakukan dan terjadi karena Tuhan satu-satunya yang berkarya di dalamnya.

Karya keselamatan itu pun hasil pemberian Tuhan sebagaimana di dalam Efesus 2:8 "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah."

Karya Tuhan dalam transformasi hidup manusia yang percaya kepada Tuhan dinyatakan dengan memberikan Anak Tunggal-Nya (Yoh. 3: 16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.) agar ada pembaruan pada umat-Nya yang tadinya menuju kebinasaan tetapi berubah menuju keselamatan kekal.

Semua karya Tuhan itu karena satu hal yaitu, Tuhan memberikan Firman Yang Hidup itu menjadi "Manusia Sejati" yang membawa pembaruan sejati melalui pengorbanan Tuhan Yesus Kristus (Yoh. 1:1-3, 14, 29; Mat. 1:22).

Sangatlah mustahil seorang manusia biasa membawa pembaharuan di dunia yang sangat luas ini dalam relasinya dengan Tuhan.

Dan sangat mustahil juga seorang manusia dapat mentransformasi dirinya tanpa Tuhan yang berkarya di dalamnya.

Dunia ini sangat kompleks, rumit, dan pelik dengan berbagai kondisi yang sangat sukar. Bahkan ada yang menuliskan, dunia terlampau kacau untuk ditangani oleh kekuatan sebesar apapun.

Namun, semuanya pasti berakhir di dalam Sang Putra Natal, Pendamai sejati (Yohanes 14:6; Yesaya 32:17).

Kehadiran Tuhan Yesus dengan memanggil orang berdosa (Mat. 9:13) meneguhkan jaminan dari Tuhan bahwa penyertaan-Nya akan meneguhkan pembaruan sejati berkesinambungan yang menyentuh manusia dan segala bidang kehidupan (Matius 1:23).

Artinya Natal mengajak setiap manusia yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai agen perubahan dalam menyatakan kehendak Tuhan di dalam dunia dan perubahan itu harus diawali pada diri sendiri.

Dengan memahami secara singkat bahwa Natal membawa transformasi hidup, baik yang bersifat radikal (seketika) maupun progresif (bertahap), yang diperlukan untuk memampukan manusia yang telah jatuh ke dalam dosa untuk dapat kembali melakukan hal yang benar menurut pandangan Tuhan.

Dengan demikian selama hidup di dunia ini maka seorang Kristen harus menunjukkan perubahan yang mendasar sebagaimana di dalam Roma 12:2.

Dalam Roma 12:2 terdapat kata "berubahlah" yang dipakai oleh Rasul Paulus yaitu kata metamorphoo yang berarti perubahan rupa atau bentuk.

Perubahan yang harus dilakukan seorang Kristen yaitu, 'Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.'

7. Yesus sumber Damai

Memasuki tahun 2023, kita harus cross the border all denominasi, banyak yang collapse, yang tidak tergoncang hanya Firman Tuhan.

Akan ada kelaparan di bumi akan Firman Tuhan.

Kesaksian meulaboh: damai Natal tidak bisa dibatalkan karena dari inner bukan dari luar. Doa di kuburan masal: mendamaikan meulaboh dengan Tuhan, umat Tuhan menjadi garam bagi bagi kesejahteraan kota.

Natus = kelahiran, datang dan pulang jangan dengan empty.

Setiap hari harus ada misi, mengandung sesuatu, seperti Maria katakan jadilah padaku menurut perkataanmu itu, sekotor apapun Tuhan ingin lahir dari diri kita.

Kolose 3:15 cari damai yang tidak bisa dibeli atau barter, tapi lahir dari diri kita, yaitu jika Yesus ada di dalam hidup kita. Bersyukur dalam keadaan sulit adalah suatu korban. Tantangan bagi hamba Tuhan untuk menjadi kabar baik.

Di tempat bencana, ada pintu yang terbuka. Show your love to the people, yang bisa kita lakukan jika ada damai sejahtera dalam diri kita. Damai sejahtera itu adalah the fruit of life dari diri kita. Damai sejahtera itu akan mengendalikan diri kita. I will leave my love in you.

Gus Dur berkata seharusnya Natal dirayakan di seluruh dunia, universal. Terima Christ with cross (penderitaan).

Ada sebanyak 365x perkataan jangan takut di Alkitab.

Kesaksian takut naik pesawat. Di tengah badai semua cari Tuhan. Jika ada takut berarti karena kita masih ada dosa dan perbudakan.

Roma 8:15 takut itu spirit, bondage, keterikatan.

Tapi Roh itu menjadikan kita anak Allah. Abba menunjukkan kedekatan kita seperti dengan bapak kita.

Hidup kita adalah perkenanan. Kesaksian lahir sebagai pemuda yang sakit, pembalap menjadi penggerak doa, karena diubahkan seluruh sel tubuhnya oleh Tuhan. Hidup ini adalah anugerah.

Natal kita hendaknya menjadi seperti Kristus. Lahir tertolak dalam kandang domba. Kotor. Seharusnya steril.

Hati kita jadi lemah lembut, gentlemen = mau menerima. Ditemukan untuk menemukan yang terhilang. The greatest miracle adalah Allah mau menjadi manusia yang under standar, dihinakan, tidak layak. Dunia tidak butuh pengkhotbah, tapi perlu role model.

Kesaksian jaminan hidup dari Tuhan.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Baca Juga: Pj. Gubernur Heru Budi Hartono Pastikan Pengamanan Jakarta Saat Nataru

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm