Palembang, Sonora.ID - Yudi Setiawan, Kabid Pencegahan & Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Palembang kepada Sonora (20/12/2022) mengatakan bahwa kasus DBD di bulan Desember 2022 hingga tanggal 20 Desember berjumlah 16 kasus.

Jumlah ini menurun bila dibandingkan dengan bulan November lalu yang berjumlah 74 kasus.

“Tertinggi di tahun 2022 di bulan juli ada 102 kasus. Total kasus DBD dari Januari hingga 20 Desember 2022 berjumlah 865 kasus,” ujarnya.

Tahun lalu di 2021 jauh lebih kecil sebesar 226 kasus, di tahun 2020 total 512 kasus. Tiga tahun terakhir dari 2020, 2021, 2022 paling banyak di tahun 2022 sebesar 865 kasus.

Secara umum dalam lima tahun terakhir, kasus DBD perbulan di kota Palembang berjumlah antara 20 – 40 kasus.

Baca Juga: Kasus DBD di Banjarmasin Melonjak, Fogging Bukan yang Utama?

Tahun 2020 dan 2021 saat kasus covid-19 sedang banyak-banyaknya. Kasus DBD turun di tahun itu, kemungkinan orang enggan datang ke rumah sakit.

Sebelum covid, normalnya kasus covid pertahun sebesar 600 – 800 kasus DBD. 

Dari 865 kasus di bulan Desember, terdapat 3 kecamatan yang paling banyak kasus DBDnya yaitu kecamatan Kalidoni 90 orang, IB1 79 orang dan IT2. Yang paling sedikit adalah kecamatan IT1 Dan IB2.

Ia menjelasakan fogging tetap dilakukan namun fogging bukanlah langkah utama. Masyarakat dihimbau rutin membasmi sarang nyamuk dengan 3 M (membersihkan sarang nyamuk, menutup tempat penampungan air dan  menyingkirkan barang-barang bekas ).

Fogging dilakukan bila ada kasus DBD dibuktikan dengan laporan dari rumah sakit, tim kesehatan akan turun kelapangan melihat angka jentik dan apakah ada orang yang demam mirip DBD.

Baca Juga: DBD di Kalsel Meningkat, Kota Banjarbaru & Kabupaten Banjar Tertinggi

Fogging tujuannya membunuh nyamuk, fogging tidak efisien karena tidak semua nyamuk adalah nyamuk demam berdarah.

“Masyarakat dihimbau rutin satu minggu sekali melakukan 3 M dan tetap menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat,” tutupnya.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.