Sudahlah!
Biarkan raga berpaling dari hingar-bingar ini,
Lalu perlahan menuju pecahan cermin kusam tajam,
tanpa menunjuk kambing hitam.
TUHAN,
Tidaklah mudah bagiku menelan sejuta realita ini,
Berdansa dengan hukum hidup,
Ditepi kodrat amat pahit ini,
Benar sangat berat.
TUHAN, Tempatkan Ayah disamping-Mu.
3. Puisi Rindu Ayah Tersedih
Dua tahun sudah terlewat,
Jalani hidup dalam nuansa pekat,
Sekarang jauh yang dulunya dekat,
Kenyataan perlahan ganggu semangat.
Ayah, Bagaimana kabarmu?
Ini aku, Ayah. Anakmu.
Yang dulu sering membentakmu,
Mengabaikan nasihatmu,
Mengaduhkan pituahmu.
Sekarang aku Rindu.
Ayah, Dimana kamu sekarang?
Aku ingin bertemu sekali lagi,
Untuk membasuh dan menciup kakimu,
Lepaskan seluruh siksa dan belenggu,
Tentang perkara kecamuk dan sendu.
Ayah, kau selalu kurindui,
Kudo’akan sejak siang hingga malam hari,
Kupasrahkan semua pada Ilahi,
Asaku padamu selalu menemani.
Hingga ajal menjemput diri.
Ayah, bersabarlah.
Hanya kau yang ada,
Dalam pagi dan senjaku,
Malam dan subuhku,
Nyata dan mimpiku.
Jangan ragukan itu.
4. Rindu Pelukan Ayah
Ketika senja menjelang,
Sayup Adzan mulai berkumandang,
Burung-burung pulang ke sarang,
Gembalakan ternak menuju kandang.
Sementara aku disini,
Duduk sepi dan sendiri,
Perihal rindu semakin menjadi,
Akan cinta yang tak mati.
Seperti manusia pada umumnya,
Takkan lekang dari cerita lama,
Tentang rindu yang menggelora,
Akan cinta yang tak tertelan masa.
Begitu juga aku,
Rindu di dekat Ayah ketika dipangku,
Rindu bercengkrama di sela waktu,
Rindu pelukan dan nyanyian syahdu.
Sementara di sisi lain,
Aku pasrah menatap cermin,
Menyadari semua yang aku ingin,
Telah berlalu diterbangkan angin.
Ayah, aku merindukanmu.
Rindu ciuman dan pelukanmu,
Rindu senyuman dan teguranmu,
Rindu semua yang ada darimu.
Tegarkanlah, tenangkanlah.
Ayah, maafkan aku.
5. Puisi untuk Almarhum Ayah: Anak Yatimmu
Hari ini, aku kembali tersandar,
Tersadar kemudian bersabar,
Tentang sesuatu yang memudar,
Dari sosok yang begitu tegar.
Hari ini, akulah Anak Yatim,
Seorang bocah ingusan yang terhakim,
Segudang rindu mulai bermukim,
Di dalam Do’a selalu kukirim.