Sonora.ID - Demam Berdarah Dengue (DBD) kerap disebut sebagai penyakit ‘musiman’ yang menjadi sangat tinggi kasusnya ketika sedang musim hujan, mengapa demikian
Pasalnya penyakit ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang telurnya bisa berkembang dengan baik jika berada di genangan air.
Di sisi lain, ada juga penyakit yang mirip dan juga sama-sama disebabkan oleh gigitan nyamuk, yaitu malaria yang adalah infeksi parasit yang ditularkan dengan gigitan nyamuk malaria atau Anopheles.
Meski keduanya sama-sama berhubungan dengan nyamuk, ternyata ada perbedaan gejala DBD dan malaria pada anak yang terlihat jelas dan wajib diketahui oleh orang tua.
Dalam program Health Corner di Radio Sonora FM, Dokter Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia menegaskan bahwa pada dasarnya perbedaan gejala tersebut terlihat dari pola demam sang anak.
“Sebenarnya perbedaannya cukup banyak tapi yang paling mudah dibedakan itu pola demamnya,” ungkapnya.
Pada malaria, gejala yang ditimbulkan cenderung bergantung pada penyebab penyakit tersebut.
“Dia bisa demamnya itu, tiap 3 hari demam, terus turun, nanti 3 hari lagi demam kemudian turun lagi,” sambung Dokter Santi memaparkan.
Baca Juga: Seperti Momok Mengerikan, 3 Penyakit Paling Mematikan Bisa Menghilangkan Nyawa Hanya Dalam 24 Jam
Pada malaria, demam akan turun-naik, dengan interval yang berbeda tergantung jenis malaria yang dialami.
Gejala DBD
Sedangkan pada penyakit ini, demamnya bersifat bifasik artinya naik 2 hari, turun, kemudian naik lagi ketika fase penyembuhan.
“Jadi dua puncak, demam, mereda, kemudian demam lagi, baru sembuh,” jelasnya.
Beberapa gejala DBD lainnya adalah:
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Tanda-tanda Sembuh DBD; Fase Demam, Fase Kritis, dan Fase Sembuh