Banjarmasin, Sonora.ID - Berakit-rakit lebih dulu, baru bisa berjalan kemudian. Mungkin itulah yang tergambar oleh keluarga Halimah.
Bermodalkan dirigen bekas dan potongan-potongan kayu sisa, Zainal Abidin (36), suami Halimah membuat sebuah rakit yang dihubungkan dengan seutas tali.
Rakit itu dibuat, agar bisa menjalani aktivitas sehari-hari mereka sekeluarga.
Bukan tanpa sebab, sejak banjir besar melanda kota Banjarmasin pada awal 2021 lalu, titian yang menjadi akses satu-satu jalan warga Gang Taufik, RT. 27, Kel. Sungai Lulut, Banjarmasin Timur itu putus.
Saat air surut, mereka sekeluarga masih berjalan melewati gang Taufik. Tapi apabila air pasang atau hujan deras seperti sekarang, jalan itu pun terendam.
Alhasil, mereka sekeluarga menjadi layaknya warga yang terisolir. Terkurung di hamparan sungai. Apalagi rumah yang mereka huni juga jauh dari tetangga.
Bila ingin beraktivitas, mereka terpaksa harus bersusah payah terlebih dulu. Yakni duduk atau berdiri di atas rakit, lalu kemudian menarik seutas tali yang sudah dibentangkan.
Tali yang dibentangkan pun ke wilayah paling terdekat. Yaitu ke jalan Komplek Bumi Melati Indah, yang berjarak sekitar 40 meter. Alias potong kompas.
"Awalnya kami lewat jalan titian (akses ke Gang Taufik). Tapi sudah dua tahun ini putus, jadi kami gunakan ke seberang (Komplek Bumi Melati Indah)," ucap Halimah, saat ditemui Smart FM Banjarmasin, di kediamannya, Kamis (29/12) siang.
Baca Juga: 'Big Screen' di Balai Kota Banjarmasin. Terinspirasi dari Kemendagri