Sonora.ID - Ada berbagai cara untuk merayakan tahun baru 2023 yang biasanya juga dilakukan pada tahun baru-tahun baru sebelumnya.
Ada beberapa tradisi seperti berkumpul bersama dengan keluarga, memberikan evaluasi, harapan, dan rencana untuk tahun yang akan datang. Ada juga yang mendekatkan diri pada Tuhan untuk harapan di tahun mendatang.
Setelah itu semua dilakukan biasanya, barulah pada pesta kembang api dan bakar-bakar bersama dengan orang-orang terdekat.
Umat Kristiani biasanya menggelar ibadah tutup tahun yang berisi evaluasi dan syukur pada tahun sebelumnya, dan harapan serta tekad untuk tahun 2023 yang akan datang.
Baca Juga: 20 Ucapan Selamat Tahun Baru 2023 untuk Atasan dan Rekan Kerja
Berikut ini adalah 4 khotbah tahun baru 2023 yang bisa dijadikan sebagai bahan perenungan.
1. Gunakan Waktu sebagai Karunia Tuhan
Saudaraku yang dikasihi dan mengasihi Tuhan, Kitab Pengkhotbah ditulis kira-kira abad ke 4 sampai ke 3 SM, dimana keadaan Israel digambarkan begitu muram. Secara politis Israel hidup dibawah kekuasaan penjajah silih berganti. Mulai Penjajah Babil, kemudian Madai, Persia dan sejak tahun 332 SM dijajah Yunani. Kekerasan, penindasan, perang, kriminalitas dan penderitaan terjadi silih berganti. Tidak ada perbaikan masyarakat. Raja Al Masih yang dinantikan belum datang-datang. Nabi-nabi tidak muncul, Firman Tuhan yang menyegarkan menjadi langka, sehingga seorang ahli hikmat (pengkhotbah) menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang baru di bumi, segalanya sia-sia."Untuk segala sesuatu ada masanya" (3:1a), kata Pengkhotbah. Dalam sukacita waktu terasa begitu cepat, namun di waktu menderita waktu berjalan begitu lambat. Namun sebenarnya itu hanyalah persepsi manusia saja. Kata waktu di dalam Bahasa Yunaninya dipakai dua kata: pertama, kronos, yaitu suatu proses dari peristiwa dan keadaan yang berawal dan berakhir. Proses ini seperti titik-titik yang membentuk garis. Yang kedua, Kairos artinya kesempatan. Bahwa setiap titik itu tidak akan terjadi lagi, oleh karena itu ia menjadi kesempatan yang tiada duanya untuk diisi. Jikalau dibandingkan dengan umur bumi dan planet-planet alam semesta yang jutaan tahun, lebih-lebih keabadian, waktu manusia sebenarnya sangat singkat dan sangat sementara sekali (Mzm 89:48; 90:5-7,10). Manusia hanya seperti titik atau debu yang kecil sekali. Dalam waktu yang sangat singkat itu berisi beraneka ragam peristiwa dan keadaan, bahkan yang bertentangan antara satu dengan yang lain. Seolah tidak ada yang pasti, otak manusia tidak ada yang mampu menggapai. Banyak orang bingung!
Manusia bingung, karena hanya mengetahui sekeping kecil waktu. Namun bagi Tuhan Sang Pencipta waktu, Dia mengetahui waktu tersebut secara utuh. Bahkan Dia mengaturnya dan mengarahkannya dengan cermat, sehingga tidak ada yang "kebetulan" bagi-Nya. Oleh karena itu hanya Dialah yang dapat diandalkan untuk menjadi dasar berdiri teguh di tengah berbagai guncangan dan penjungkir-balikan ketidakpastian dan ancaman penyirnaan ini. Bersama Tuhan Sang Pencipta, Pengatur dan Pengarah waktu itulah kita melangkahkan kaki memasuki tahun 2021 ini. Maka berita Pengkhotbah, bahwa di tengah kesia-siaan ini janganlah hidup kita menjadi sia-sia juga. Hiduplah secara positip terhadap waktu, pekerjaan dan keluarga.
Betapa pentingnya tiap titik waktu yang kita miliki untuk kita isi dan gunakan dengan benar. Sebab Dia tidak hanya akan membuat segala sesuatu indah dan bermakna pada waktunya saja, melainkan juga akan memberikan kekekalan dalam hati kita (3:11). Betapa indahnya, di tengah dunia yang tidak sempurna, kemampuan manusia yang serba terbatas dan penuh kefanaan, kita dapat melihat dan mengimani apa yang melampaui apa yang kelihatan dan segera berlalu ini, yakni karya dan pengaturan Tuhan yang utuh akan waktu, bahkan tujuan Tuhan yang akan membawa kepada kekekalan masa depan setelah waktu itu sendiri berakhir. Hal itu akan membawa hidup kita tidak diombang ambingkan oleh gebyar nilai-nilai dunia yang serba terbatas dan fana ini, melainkan dituntun dan ditentukan oleh nilai-nilai kekekalan. Itulah yang akan membawa kepada hidup penuh hikmat dan ketenangan.
Saudaraku yang berbahagia, masa depan yang cemerlang yang disediakan Tuhan itu adalah langit baru dan bumi baru, sebagaimana yang disaksikan oleh Yohanes di Pulau Patmos (Wahyu 21:1-6a). Langit baru, bumi baru dan Yerusalem baru itu turun dari langit, artinya bukan berasal dari dunia, bukan hasil pencapaian karya manusia, melainkan dari Allah sendiri. Ia akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatNya yang dikasihiNya, artinya terjadi persekutuan antara Allah dan manusia yang demikian indah dan baiknya. Tidak ada derita, perkabungan, maut dan air mata. Dia akan menghapus segala air mata. Ia menjadikan segala sesuatu baru, yang lama telah berlalu. Dia adalah Sang Alfa (awal) dan Omega (akhir).
Yang mengagetkan, untuk masuk ke dalam langit baru dan bumi baru itu ditentukan oleh apa yang kita lakukan dengan waktu yang dikaruniakan Tuhan dalam hidup kita kini. Lebih mencengangkan lagi, dasar dan ukuran penilaiannya dalam mengisi waktu itu adalah bukan benar atau salahnya doktrin agamamu, bukan pula sejauh mana kerajinan ibadahmu atau mengikuti semua ritual agamamu, melainkan bagaimanakah sikapmu kepada sesamamu. Yakni sesamamu yang paling hina yang tidak dapat kau harapkan untuk memberikan balasan kepadamu. Sebab Sang Raja, Tuhan Yesus sendiri mengidentifikasikan dengan mereka yang paling hina dan membutuhkan itu: yang lapar, haus, telanjang, terasing, sakit dan terpenjara. Apa yang kau lakukan kepada mereka, itulah yang kau lakukan kepada Tuhan Yesus Sang Raja dan Sang Hakim itu sendiri. (Matius 25:34-40).
Saudaraku yang berbahagia, yang dikasihi Tuhan dan mengasihi Tuhan, seperti para gembala dan orang Majus yang datang mengitari palungan menyaksikan Bayi Yesus di Natal yang kita rayakan seminggu yang lalu, kini pun kita juga mengitari palungan dan menyaksikan Sang Bayi itu sebelum bergegas pergi, melangkahkan kaki memasuki lebih dalam tahun 2021. Di sini kita tidak hanya mendapatkan jaminan kepedulian, penyertaan dan keselamatan-Nya saja, melainkan juga tuntunan-Nya untuk menuju langit baru dan bumi baru yang kekal. Sabdanya: "Inilah yang kuberikan kepadamu, apakah yang akan kau berikan kepada-Ku? Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku" (Matius 25:40). Amin.
2. Agenda
Menjelang tahun yang baru nanti, penting sekali untuk merenung sejenak dan merefleksi kembali perjalanan hidup serta pencapaian-pencapaian yang kita dapat sepanjang tahun tahun. Terkhusus untuk menyusun rencana-rencana baru yang akan kita jalani ke depan.
Kita tentu saja percaya bahwa Tuhan punya rencana besar untuk kita semua. Dia pasti akan menyediakan sesuatu yang belum pernah dilihat oleh mata dan yang belum pernah didengar oleh telinga serta yang belum pernah timbul di dalam hati kita sebelumnya (1 Korintus 2:9).
Baca Juga: 7 Contoh Khotbah Tema Natal sebagai Renungan Umat Kristen, Simak!
3. Waktu
Dalam sukacita waktu terasa begitu cepat, namun di waktu menderita waktu berjalan begitu lambat. Namun sebenarnya itu hanyalah persepsi manusia saja. Kata waktu di dalam Bahasa Yunaninya dipakai dua kata: pertama, kronos, yaitu suatu proses dari peristiwa dan keadaan yang berawal dan berakhir. Proses ini seperti titik-titik yang membentuk garis. Yang kedua, Kairos artinya kesempatan. Bahwa setiap titik itu tidak akan terjadi lagi, oleh karena itu ia menjadi kesempatan yang tiada duanya untuk diisi. Jikalau dibandingkan dengan umur bumi dan planet-planet alam semesta yang jutaan tahun, lebih-lebih keabadian, waktu manusia sebenarnya sangat singkat dan sangat sementara sekali (Mzm 89:48; 90:5-7,10). Manusia hanya seperti titik atau debu yang kecil sekali. Dalam waktu yang sangat singkat itu berisi beraneka ragam peristiwa dan keadaan, bahkan yang bertentangan antara satu dengan yang lain. Seolah tidak ada yang pasti, otak manusia tidak ada yang mampu menggapai. Banyak orang bingung!
Manusia bingung, karena hanya mengetahui sekeping kecil waktu. Namun bagi Tuhan Sang Pencipta waktu, Dia mengetahui waktu tersebut secara utuh. Bahkan Dia mengaturnya dan mengarahkannya dengan cermat, sehingga tidak ada yang "kebetulan" bagi-Nya. Oleh karena itu hanya Dialah yang dapat diandalkan untuk menjadi dasar berdiri teguh di tengah berbagai guncangan dan penjungkir-balikan ketidakpastian dan ancaman penyirnaan ini. Bersama Tuhan Sang Pencipta, Pengatur dan Pengarah waktu itulah kita melangkahkan kaki memasuki tahun 2023 ini. Maka berita Pengkhotbah, bahwa di tengah kesia-siaan ini janganlah hidup kita menjadi sia-sia juga. Hiduplah secara positip terhadap waktu, pekerjaan dan keluarga.
Betapa pentingnya tiap titik waktu yang kita miliki untuk kita isi dan gunakan dengan benar. Sebab Dia tidak hanya akan membuat segala sesuatu indah dan bermakna pada waktunya saja, melainkan juga akan memberikan kekekalan dalam hati kita (3:11). Betapa indahnya, di tengah dunia yang tidak sempurna, kemampuan manusia yang serba terbatas dan penuh kefanaan, kita dapat melihat dan mengimani apa yang melampaui apa yang kelihatan dan segera berlalu ini, yakni karya dan pengaturan Tuhan yang utuh akan waktu, bahkan tujuan Tuhan yang akan membawa kepada kekekalan masa depan setelah waktu itu sendiri berakhir. Hal itu akan membawa hidup kita tidak diombang ambingkan oleh gebyar nilai-nilai dunia yang serba terbatas dan fana ini, melainkan dituntun dan ditentukan oleh nilai-nilai kekekalan. Itulah yang akan membawa kepada hidup penuh hikmat dan ketenangan.
4. Tuhan membuka jalan
Tahun 2023 mungkin tampak tidak pasti. Lalu kita tergoda untuk membuat sejumlah daftar rencana untuk kita lakukan sendiri.
Kita pun lupa bahwa ada Tuhan yang bisa kita andalkan. Seperti bangsa Israel yang hidup dalam tawanan, kita mulai berjuang untuk hidup kita sendiri atau memilih menyerah kepada nasib.
Tapi Tuhan memberitahu kita lewat Yesaya 43: 18-19 bahwa Dia sudah menyediakan sesuatu yang baru untuk kita. Dia mau kita mengalami kehidupan yang baru. Dia mau supaya apa yang Dia sudah sediakan atas kita bisa kita ketahui.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: Khotbah Kristen Singkat yang Menyentuh Hati, Jadi Evaluasi Diri