Semarang, Sonora.ID – With the wave of wellness being the key of modern lifestyle, salah satu istilah yang turut sering muncul adalah mindfulness.
Dan ternyata mindfulness ini juga bisa diterapkan ketika sedang bekerja. Apa itu mindfulness? Mengapa bisa diterapkan dalam bekerja?
Mindfulness itu ...
Manusia memiliki kemampuan untuk selalu sadar dengan kondisi saat ini dan apa yang sedang dilakukannya.
Kemampuan ini disebut dengan mindfulness. Dalam tahap ini, manusia tidak hanyut dengan masa lalu serta tidak tenggelam dalam keinginan di masa depan.
Kemampuan ini pun bisa membantu kita untuk berusaha mencapai keinginan yang telah direncanakan sebelumnya.
Mindfulness juga dapat dikatakan sebagai perasaan sadar sepenuhnya atau aware dengan diri sendiri dan apa yang ada atau terjadi di sekitar kita.
Biasanya, emosi yang kerap muncul ketika kita ada di kondisi mindful adalah ketenangan hingga rasa puas.
Lalu, bagaimana mindfulness dapat diterapkan dalam dunia kerja? Mengutip dari American Psychological Association, menghadirkan kondisi mindfulness pada diri memiliki ikatan positif dengan peningkatan produktivitas dan kreatifitas kerja, salah satunya adalah dapat mencegah burnout.
Pada dasarnya, praktik mindfulness menolong kita dalam mengurangi hal-hal negatif yang membuat stres.
Maka, efek samping yang kurang baik dari stres juga akan teratasi, misalnya jam tidur lebih teratur, tekanan darah cenderung normal, ingatan semakin tajam, hingga imun tubuh yang makin kuat.
Nah, Anda bisa mencoba mempraktikkan sikap mindfulness saat bekerja. Berikut adalah caranya.
Baca Juga: Bagaimana Cara Kita Menumbuhkan Mindfulness di Dunia Kerja, Ya?
Selain cara di atas, Anda juga bisa mencoba cara menerapkan mindfulness menurut Pijar Psikologi, di antaranya:
- Apa saja 5 hal yang bisa kamu lihat saat ini?
- Apa saja 4 hal yang bisa kamu dengar saat ini?
- Apa saja 3 hal yang bisa kamu sentuh saat ini?
- Apa saja 2 aroma yang bisa kamu cium saat ini?
- Apa 1 hal yang bisa kamu rasa saat ini?
Mindfulness for Wellbeing
Salah satu faktor penting yang bisa berpartisipasi pada tingkat produktivitas dan kreatifitas dalam bekerja, tetapi sering lepas dari perhatian adalah wellbeing.
Wellbeing bukanlah keadaan tidak sakit atau sembuh dari penyakit, melainkan kondisi mental yang selalu merasa tenang, seimbang, dan bergairah dalam situasi apapun.
Mindful berkaitan erat dengan wellbeing. Keahlian yang Anda miliki di kompetensi hardskill, strategi berpikir, atau memecahkan masalah, jika Anda tidak dalam kondisi mindful adalah hal yang sia-sia.
Itulah yang perlu direnungkan oleh para karyawan atau pekerja.
Mengapa? Hal ini disebabkan oleh bagaimana Anda menentukan keputusan dalam memecahkan masalah.
Keputusan yang diambil ketika tidak mindful, bisa jadi sembarangan. Lalu, cara memecahkan masalah yang hanya berdasarkan metode, tetapi tidak ‘dibarengi’ dengan pengamatan yang jelas.
Kemudian, jika Anda ingin mengembangkan suatu pemikiran inovatif atau kreatif, maka ide yang muncul tidak wider contexts (cara berpikir sistematis).
Sistem berpikir atau strategi berpikir inilah yang selama ini dipakai oleh Google, Apple, ataupun Tesla.
Perusahaan-perusahaan besar di dunia sudah mewajibkan pegawainya untuk melakukan mindfulness training setiap hari dalam jangka waktu bertahun-tahun.
Alasannya, setiap pegawai diharapkan mampu bekerja secara agile atau responsif dan fleksibel terhadap perubahan yang terus terjadi.
Baca Juga: Perlukah Mengakui Kondisi Diri yang Sedang 'Tidak Baik-Baik Saja?'