Banjarmasin, Sonora.ID - Diawal tahun ajaran semester dua atau genap hari ini, Senin (02/01), Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarmasin meminta semua sekolah di bawah naungannya mulai menerapkan kurikulum merdeka.
Mengingat, jumlah sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka masih sangat minim. Yakni baru berjumlah 15 sekolah, baik SD maupun SMP.
"Dari 49 sekolah penggerak, baru 15 yang menerapkan Kurikulum Merdeka. Sudah berjalan sekitar enam bulan," ucap Nuryadi, Kepala Disdik Banjarmasin, kepada Smart FM
Jika dibandingkan dengan total sekolah yang ada, jumlah itu menurut Nuryadi masih sangat sedikit.
Dimana terdata ada sebanyak 259 SD Negeri/Swasta, 35 SMP Negeri dan 27 SMP Swasta. Lalu, sebanyak 11 PAUD Negeri dan 300 PAUD Swasta.
"Kami akan berikan Surat Edaran (SE) untuk mencoba memulai Kurikulum Merdeka," janjinya.
"Harapannya Januari ini sudah ada sekolah yang mendaftarkan Kurikulum Merdeka. Walaupun sekarang belum diwajibkan," harapnya lagi.
Baca Juga: Malam Pergantian Tahun di Banjarmasin, Sampahnya Tak Mengkhawatirkan
Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan. Mengingat lanjut Nuryadi, pada 2024 mendatang penerapan Kurikulum Merdeka sudah diwajibkan oleh Pemerintah Pusat.
"Mau tidak mau, suka tidak suka akan diberlakukan. Ada tiga tahapan Kurikulum. Kurikulum 13 (K-13), Kurikulum Darurat, dan sekarang menuju Kurikulum Merdeka," jelasnya.
Lantas, apa yang menjadi kendala sekolah menerapkan Kurikulum Merdeka?
Terkait hal itu, Nuryadi mengakui banyak guru yang belum mengerti dengan IT. Dimana pembelajaran Kurikulum Merdeka, lebih banyak berbasis digital.
Untuk itu, pihaknya pun akan melengkapi sarana dan prasarana disetiap sekolah untuk menunjang pelaksanaan Kurikulum Merdeka.
"Harapannya dengan penerapan Kurikulum Merdeka juga tidak adalagi Guru yang gaptek," tutupnya.
Baca Juga: Status PPKM Dicabut, Vaksinasi Covid-19 di Banjarmasin Terus Jalan