Makassar, Sonora.ID - Ekspor Sulawesi Selatan menunjukkan tren positif selama tahun 2022. Tak tanggung-tanggung, nilai ekspor Sulawesi Selatan melampaui target hingga 148,91 persen.
Kepala Dinas Perdagangan Sulawesi Selatan, Andi Arwin Azis mengatakan, target ekspor 2022 sebesar USD1,5 Miliar, namun berhasil dicapai USD2,3 miliar atau senilai Rp34,44 Triliun.
"Data tersebut berbasis Surat Keterangan Asal (SKA) yang diterbitkan Dinas Perdagangan Sulsel. Kita meningkat cukup pesat," ujar Andi Arwin di Makassar, Rabu (12/1/2023).
Tak hanya menembus target tahunan, ekspor Sulsel secara year on year (yoy) juga naik 40,63 persen.
Andi Arwin menyebut, pada periode Januari - Desember 2021 lalu, nilai ekspor Sulsel hanya mencapai USD1,6 Miliar atau senilai Rp24,48 triliun.
Baca Juga: Antisipasi Bencana, Pemprov Sulsel Bakal Gunakan Teknologi Modifikasi Cuaca
"Terdapat tiga sektor penyumbang ekspor tertinggi di Sulsel. Tiga sektor itu yakni pertanian-perikanan, industri dan tambang," sebutnya.
Selain peningkatan ekspor, Dinas Perdagangan senantiasa berupaya menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan.
Apalagi menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) tahun ini. Khususnya saat Ramadan dan Idul Fitri.
Andi Arwin mengatakan, pasokan pangan harus dipastikan tersedia dengan harga yang stabil. Menurutnya, kestabilan harga pangan akan menguatkan daya beli masyarakat.
Baca Juga: Sulsel Perluas Pasar Ekspor Produk UMKM di Future SMEs Village Bali
"Harga pangan bisa dikendalikan jika ketersediaan pasokan terjamin. Sehingga jika harga stabil maka daya beli masyarakat lebih baik. Daya beli masyarakat kuat menjadi titik balik peningkatan perekonomian Indonesia. Artinya kita sudah mulai bangkit melakukan pemulihan ekonomi pasca pandemi," ujarnya.
Kondisi perekonomian yang kian membaik membuat Arwin optimistis Sulawesi Selatan mampu menghadapi segala tantangan di tahun mendatang.
Termasuk gelombang resesi yang kerap disebut akan mengancam tanah air. Ia mengatakan, sikap pesimistis hanya akan menimbulkan keresahan dan kekhawatiran di masyarakat.
"Kita harus menunjukkan optimisme kita terhadap kondisi saat ini. Karena dikhawatirkan malah itu menimbulkan keresahan masyarakat. Dianggap pangan kita tidak stabil, harga juga tidak dijamin, sehingga masyarakat jadi khawatir. Kita harus meyakinkan masyarakat bahwa kondisi kita ini baik-baik saja,"tutupnya.
Baca Juga: Sepanjang 2022, BPS: Inflasi Sulsel Lebih Tinggi Dibandingkan Nasional